Wednesday, July 11, 2007

Kembali ke ASI

Rating:★★★★
Category:Books
Genre: Parenting & Families
Author:(ririn sjafriani) Life Style KORAN SINDO
Kembali ke ASI
Rabu, 11/07/2007

HARGAsusu formula meningkat? Ibu yang memberikan ASI kepada anaknya tak perlu pusing.Asal rajin mengonsumsi daun katuk dan sayur bening,ASI mengucur lancar. Kenaikan harga susu formula tidak berpengaruh terhadap produksi air susu ibu (ASI).

Begitu pendapat Yuyuk Ardianti, karyawati sebuah perusahaan asuransi sekaligus ibu yang masih menyusui anaknya, Rasya, 11 bulan. Beberapa minggu terakhir, keluhan orangtua mengenai semakin mahalnya susu formula terdengar.Apalagi, susu formula untuk bayi usia 0–12 bulan, yang relatif lebih mahal dibandingkan harga susu anak berusia di atas satu tahun.

Sebagai ibu menyusui,Yuyuk mengaku tenang-tenang saja. Sejak lahir hingga hampir berusia satu tahun,Yuyuk tidak pernah memberikan susu formula untuk sang buah hati. ”Hingga saat ini anakku belum pernah merasakan setetes pun susu formula. Diniatkan pemberian ASI hingga usia Rasya dua tahun nanti,” ujarnya. Apa yang diyakini Yuyuk ternyata tidak salah.

Ajakan kembali memberikan ASI, kini banyak digaungkan. Salah satunya berasal dari Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI). Dari berbagai penelitian di seluruh dunia membuktikan bahwa ASI adalah standar pemberian nutrisi terbaik bagi bayi. Rahmah Housniati dari AIMI mengungkapkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 1997 dan 2002, lebih dari 95% ibu pernah menyusui bayinya.

Namun, menyusui dalam satu jam pertama cenderung menurun 8% pada 1997 menjadi 3,7% pada 2002. Berdasarkan penelitian yang sama, cakupan ASI eksklusif enam bulan menurun dari 42,4% pada 1997 menjadi 39,5% pada 2002. Sementara itu, penggunaan susu formula justru meningkat lebih dari tiga kali lipat selama lima tahun dari 10,8% pada 1997 menjadi 32,5 % pada 2002. ”Hal ini sangat meresahkan dan mengkhawatirkan kami. Sebab, penelitian menunjukkan bahwa ASI memberikan kekebalan maksimal dan paling baik tidak hanya pada tahun- tahun awal kehidupan seorang anak.Bahkan,sepanjang masa kanak-kanak dan masa dewasa,” papar Nia, sapaan akrab dari Rahmah Housniati.

Ajakan kembali ke ASI juga memiliki banyak manfaat yang dapat menunjang kesehatan bayi berdasarkan berbagai penelitian. Manfaat tersebut antara lain terbukti bahwa pemberian ASI menurunkan risiko berbagai penyakit, seperti leukemia dan limfoma pada anak, diabetes, gangguan pencernaan dan diare, infeksi telinga, infeksi pernapasan, pneumonia, asma dan eksim, meningitis, rematik, osteoporosis, kanker payudara dan kanker indung telur,kolesterol lebih rendah, obesitas pada masa kanakkanak maupun remaja. Kehebatan ASI diungkapkan Dr Lisa Martin dari Pusat Kedokteran Rumah Sakit Anak Cincinnati di Amerika Serikat.

Dia menemukan kandungan tinggi hormon protein yang dikenal sebagai adiponectin di dalam ASI. ”Kadar adiponectin yang tinggi di dalam darah berhubungan dengan rendahnya risiko serangan jantung,” ungkapnya. Lebih dari itu, mereka juga menemukan keberadaan hormon lain yang disebut lep- tin di dalam ASI yang memiliki peran utama dalam metabolisme lemak. Fakta tentang ASI tidak berhenti hanya sampai di sini. Penelitian ilmiah juga menunjukkan bahwa perkembangan kemampuan otak pada bayi yang diberi ASI lebih baik daripada bayi lain.

Total 11 penelitian dilakukan untuk memperoleh perbandingan terhadap bayi yang diberi ASI dengan bayi yang diberi susu buatan pabrik oleh Professor of Medicine and Clinical Nutrition in the UK College of Medicine James W Anderson, yang melibatkan 7.000 anak. ”Penelitian kami membuktikan bahwa bayi yang diberikan ASI memperoleh nilai IQ lebih tinggi lima angka dibandingkan susu formula,” ujar Anderson. Berdasarkan hasil penelitian ini ditetapkan bahwa ASI yang diberikan hingga enam bulan bermanfaat bagi kecerdasan bayi.

Selain itu, anak yang disusui kurang dari delapan minggu tidak memberikan manfaat pada IQ. Manfaat lain yang dapat diperoleh dari pemberian ASI ialah manfaat ekonomi bagi keluarga. Terutama mengurangi biaya pengeluaran, khususnya untuk membeli susu. Lebih jauh lagi,pemberian ASI dapat menghemat devisa negara dari dana yang digunakan untuk susu formula impor,menjamin tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas, menghemat subsidi biaya kesehatan masyarakat, dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan plastik sebagai bahan peralatan susu formula, seperti botol dan dot.

No comments:

Post a Comment