Friday, October 26, 2007

kembaliiii lagiiii

Setelah libur panjang lebaran kemaren akhirnya ...Im Backk..masih suasana males2 an ngeMPi (dari dulu mpe sekarang teutepp..tapi kadang emnag jangan salahkan daku nasib nginet gretongan yah gini mesti nrimo..oh yah skalian bewara..pada teman2 bukan sombong bukan jutex apalagi niat nyuekin dan pilih2 temen ..maaf beribu maaf saya sampaikan kalo saya kadang nga ngereply koment2nya..tapi yah itu tuhh nasib nasibb ngempi di kantor.....
duh mau nulis lagi udah dijemput pujaan hati belahan jiwa nihh..
besok lagi ..

happy weekend


Wednesday, October 10, 2007

Selamat Idul Fitri 1428 H

Assalamualaikum wr wb.
Kami sekeluarga mengucapkan:

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1428 H
Mohon maaf lahir dan batin

Have a nice long holiday ...

wassalam
Ibu Ayah & Malya


Malya udah 9 bulan

hari ini tanggal 10 Oktober tepat Malya ku berusia 9 bulan ..ohoo berrati udah 9 bulan juga NgASI ?? hmm time flies by so fast..melihat pekembangan fisiknya Allhamdulillah Malya pertumbuhan badannya termasuk yg Nduts, dan yang paling keingetan malya blum pernah ke DSA terakhir waktu kontrol usia 5 hari sempet diresepin Luminal  karena kadar bilirubinnya sampe 11 hiks..padahal efek obat itu kan bikin baby tidur yg sebenrnay harus bnyk minum asi

.....nyesel kalo inget itu makanya sejak itu jadi parno an bawa Malya ke Dokter pa lagi DSA di sini* (baca endonesah) banyak yg blum RUD..
balik lagi ke Malya ..sampe hari sih sakitnya yg pernah dateng Pilek 2 kali, fever 2 kali waktu Abis DTP pertama (yg kedua dan ke tiga cuma sumeng aja) trus  waktu umur 7 bulan 2 minggu malya mencrat mencrit >= 8 kali sehari yg aer mulu sampe BB nya drop 3 ons ..
Allhamdulillah ..malya ni untuk urusan makan lancarr sekali, ga ada yg namanya ogah2 an ..males, ato ngamuk pas sesi makan ..bangun tidur yg di sebutin adalah " Mam  ato Mamam" hihihi sayang gara2 ini Ibu pernah di protes krn katanya kebnayakan ngasi makan sama Malya ihh heran dehh ..malah disuruh sering tapi sedikit2 ..kaya org mag aja ..bnayak banget nih kemajuannya : mulai dari ngocehnya yg udah jelas, udah bisa mngekspresikan marah.. happy ...misalnya tepuk tangan, melambai dadah, kerang2 ini lagi doyan ..pasang muka cantiknya..:) iih kamu ngangenin banget deh nakk.....hm trus lagi udah bisa menjumput objek dgn jari telunjuk dan jempolnya, duduk udah tegak ..maunya melorot2 ajaaa... cumaaaaa
Malya  nih sampe hari ini blum kliatan mau merangkak.. onggong2 pun belum(angkat bdannya..apa keberatan yah?) trus gigi blum nungul2, rambutnya nakk bagian depan ko nong2 begono ..ibu kan dah ga sabar mau bikin poni nihh...hehehhe

anyway Happy ulang Bulan sayang...tiada henti doa ibu dan ayah smoga Malya tumbuh sehat cerdas dan menjadi anak yg shalihah ..mwahhh

*besok di njus yahhh

Tuesday, October 9, 2007

Penyakit & Imunisasi Campak

Rating:★★★★
Category:Other
Karena Malya besok (dimundurin satu hari :) ) jadwal nya imunisasi Campak
ah jadi pengen bikin catetan dan Summary Ttg imunisai dan penyakit Campak ini buat bacaan referensi plus untuk catetan aja ..
dirangkum dari beberapa sumber online ....

Apa dan Bagaimana Mengatasi Campak?
Campak adalah penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak dan juga menyerang orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan dan anak-anak yang kurang gizi mudah terserang komplikasi yang fatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus rubeola yang kemudian ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung.

Gejalanya:
- Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari
- Bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi premolar
- Mata merah, berair
- Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras
- Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare
- Bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian ke seluruh badan.

Komplikasinya:
- Infeksi telinga bagian tengah
- Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Encephalitis (radang otak)

Yang bisa kita lakukan adalah:
- Tinggal dirumah sampai penyakit tidak menular lagi
- Istirahat dan minum banyak cairan
- Minum obat anti demam
- Minum obat batuk
- Periksa dokter, bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus-menerus, kejang-kejang atau mengantuk

Tindakan dokter:
- Menyingkirkan komplikasi
- Mengobati komplikasi bila ada
- Merujuk ke rumah sakit bila perlu.

Pencegahannya: imunisasi terhadap penyakit campak pada umur 1-2 tahun

Pemberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap yang berbeda-beda:
a. Tahap reduksi campak yang dibagi dalam dua tahap:
- Tahap pengendalian campak. Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi >80 persen, dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4–8 tahun.
- Tahap pencegahan KLB. Pada tahun ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB relative lebih panjang.
b. Tahap Eliminasi
Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (>95 persen), dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah ternadi. Anak-anak yang dicurigai tidak terlindung (susceptible) harus diselidiki dan mendapat imunisasi tambahan.
c. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara-negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.

Pada TCG Meeting, Dakka, 1999, menetapkan Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya KLB. Reduksi campak bertujuan menurunkan angka insidens campak sebesar 90 persen dan angka kematian campak sebesar 95 persen dari angka sebelum program imunisasi campak dilaksanakan. Di Indonesia, tahap reduksi campak dengan insiden diperkirakan menjadi 50/10.000 balita dan kematian 2/10.000 (berdasarkan SKRT 1982).

Reduksi campak sendiri mempunyai lima strategi, yaitu:
- Imunisasi Rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan dan anak Sekolah Dasar Kelas I (belum dilaksanakan secara nasional) dan Imunisasi Tambahan atau Suplemen.
- Surveilans Campak.
- Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
- Manajemen Kasus
- Pemeriksaan Laboratorium

Tapi, surveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik surveilans eradikasi polio. Kendala utama yang dihadapi adalah kelengkapan data atau laporan rutin rumah sakit dan Puskesmas yang masih rendah, beberapa KLB campak yang tidak terlaporkan, pemantauan dini (SKD–KLB) campak pada desa-desa berpotensi KLB pada umumnya belum dilakukan dengan baik, terutama di Puskesmas, belum semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta berkontribusi melaporkan bila menemukan campak.
(Levi Silalahi, Tempo Interaktif).

JANGAN ANGGAP ENTENG CAMPAK

Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan tubuh kuat, bisa saja anak tidak terkena campak sama sekali.

"Hati-hati, lo, sekarang musim tampek. Kemarin saja anak tetangga saya kena. Sekarang anak saya ketularan. Di seluruh tubuhnya timbul bercak-bercak merah dan badannya panas sekali," begitu peringatan seorang ibu kepada teman-temannya. Apa sih yang dimaksud dengan tampek itu? Dijawab oleh dr. Asti Praborini, SpA., yang akrab disapa Rini, tampek tak lain adalah campak.

"Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah Indonesianya adalah campak. Sedangkan orang dari Irian menyebutnya serampah. Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla. Sementara dalam bahasa Inggris, measles," tutur spesialis anak dari RS MH Thamrin Internasional, Jakarta ini.

PENYEBAB CAMPAK

Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulutmuncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat Celcius.

Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.

CARA PENULARAN

Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.

Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.

Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.

PENGOBATAN GEJALA

Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam yang terjadi akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare maka diberi obat untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati batuknya. Dokter pun akan menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang.

Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak bisa berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi. Perlu diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan yang berat. Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena mungkin sudah ada komplikasi.

Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya.

Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi "tumpangan" yang sampai ke otak. Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak yang kurang gizi.

PENANGANAN YANG BENAR

Inilah yang dianjurkan Rini:

* Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.

* Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.

* Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah.

* Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.

* Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.

* Anak perlu beristirahat yang cukup.

PENTINGNYA IMUNISASI CAMPAK

Semua penyakit yang disebabkan virus bersifat endemis. Artinya bisa muncul kapan saja sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Oleh karena itu, menurut Rini, campak pada anak perlu dicegah dengan imunisasi. Apalagi campak banyak menyerang anak usia balita. Seharusnya, vaksin campak tak memiliki efek samping, tapi karena vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan, maka bisa saja satu dari sekian juta virusnya menimbulkan efek samping. Umpamanya, setelah diimunisasi campak, anak jadi panas atau diare.

Sebenarnya bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta saat hamil. Namun, antibodi dari ibu pada tubuh bayi itu akan semakin menurun pada usia kesembilan bulan. Lantaran itu, pemberian imunisasi campak dilakukan di usia tersebut. Kemudian, karena tubuh bayi di bawah 9 bulan belum bisa membentuk kekebalan tubuh dengan baik maka pemberian vaksinasi campak diulang di usia 15 bulan dengan imunisasi MMR (Measles, Mumps and Rubella). Dengan vaksinasi ini diharapkan bilapun anak terkena campak, maka dampaknya tidak sampai berat atau fatal karena tubuh sudah memiliki antibodinya.

Hanya saja, karena saat ini terdapat kecurigaan bahwa bahan pengawet pada vaksin MMR dapat memicu autisme, akhirnya pemberian imunisasi campak tidak diulang. Menurut Rini, kekhawatiran itu tidak perlu ada lagi jika anak sudah mencapai usia tiga tahun dan mengalami proses tumbuh kembang yang normal. "Sebaiknya anak divaksinasi saja. Boleh ditunda tapi jangan sampai ditiadakan. Sampai besar pun masih bisa divaksinasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati."

BEDANYA DENGAN CAMPAK JERMAN

Campak Jerman atau rubela berbeda dari campak biasa. Pada anak, campak jerman jarang terjadi dan dampaknya tak sampai fatal. "Kalaupun ada biasanya terjadi pada anak yang lebih besar, sekitar usia 5 sampai 14 tahun," kata Rini.

Gejalanya hampir sama dengan campak biasa, seperti flu, batuk, pilek dan demam tinggi. Namun, bercak merah yang timbul tidak akan sampai terlalu parah dan cepat menghilang dalam waktu 3 hari. Nafsu makan penderita juga biasanya menurun karena terjadi pembengkakan limpa.

Yang perlu dikhawatirkan jika campak jerman ini menyerang wanita hamil karena bisa menular pada janin melalui plasenta (ari-ari). Akibatnya, anak yang dilahirkan akan mengalami sindrom rubela kongenital. Mata bayi akan mengalami katarak begitu lahir, ada ketulian, dan ada pengapuran di otak, sehingga anak bisa mengalami keterbelakangan perkembangan.

Jadi, setiap anak perempuan sebaiknya mendapat vaksinasi rubela untuk melindungi janinnya bila ia hamil kelak. Pada anak perempuan kekebalan ini nantinya akan diturunkan kepada bayinya hingga berusia 9 bulan. Rini pun memandang perlunya vaksinasi rubela pada pria, karena campak jerman yang mungkin menjangkitinya bisa menulari sang istri yang sedang hamil.
- source : NAKITA online -


Campak

Rating:★★★★★
Category:Other
Karena Malya besok (dimundurin satu hari :) ) jadwal nya imunisasi Campak
ah jadi pengen bikin catetan dan Summary Ttg imunisai dan penyakit Campak ini buat bacaan referensi plus untuk catetan aja ..
dirangkum dari beberapa sumber online ....

Apa dan Bagaimana Mengatasi Campak?
Campak adalah penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak dan juga menyerang orang dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan dan anak-anak yang kurang gizi mudah terserang komplikasi yang fatal. Penyebab penyakit ini adalah infeksi virus rubeola yang kemudian ditularkan lewat batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan hidung.

Gejalanya:
- Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari
- Bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi premolar
- Mata merah, berair
- Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras
- Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare
- Bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian ke seluruh badan.

Komplikasinya:
- Infeksi telinga bagian tengah
- Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah)
- Pneumonia (infeksi paru-paru)
- Encephalitis (radang otak)

Yang bisa kita lakukan adalah:
- Tinggal dirumah sampai penyakit tidak menular lagi
- Istirahat dan minum banyak cairan
- Minum obat anti demam
- Minum obat batuk
- Periksa dokter, bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus-menerus, kejang-kejang atau mengantuk

Tindakan dokter:
- Menyingkirkan komplikasi
- Mengobati komplikasi bila ada
- Merujuk ke rumah sakit bila perlu.

Pencegahannya: imunisasi terhadap penyakit campak pada umur 1-2 tahun

Pemberantasan campak meliputi beberapa tahapan, dengan kriteria pada tiap tahap yang berbeda-beda:
a. Tahap reduksi campak yang dibagi dalam dua tahap:
- Tahap pengendalian campak. Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan kematian, cakupan imunisasi >80 persen, dan interval terjadinya KLB berkisar antara 4–8 tahun.
- Tahap pencegahan KLB. Pada tahun ini cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi dan merata, terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, dan interval terjadinya KLB relative lebih panjang.
b. Tahap Eliminasi
Pada tahap eliminasi, cakupan imunisasi sudah sangat tinggi (>95 persen), dan daerah-daerah dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya. Kasus campak sudah jarang dan KLB hampir tidak pernah ternadi. Anak-anak yang dicurigai tidak terlindung (susceptible) harus diselidiki dan mendapat imunisasi tambahan.
c. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi tinggi dan merata, dan kasus campak sudah tidak ditemukan. Transmisi virus sudah dapat diputuskan, dan negara-negara di dunia sudah memasuki tahap eliminasi.

Pada TCG Meeting, Dakka, 1999, menetapkan Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan terjadinya KLB. Reduksi campak bertujuan menurunkan angka insidens campak sebesar 90 persen dan angka kematian campak sebesar 95 persen dari angka sebelum program imunisasi campak dilaksanakan. Di Indonesia, tahap reduksi campak dengan insiden diperkirakan menjadi 50/10.000 balita dan kematian 2/10.000 (berdasarkan SKRT 1982).

Reduksi campak sendiri mempunyai lima strategi, yaitu:
- Imunisasi Rutin 2 kali, pada bayi 9-11 bulan dan anak Sekolah Dasar Kelas I (belum dilaksanakan secara nasional) dan Imunisasi Tambahan atau Suplemen.
- Surveilans Campak.
- Penyelidikan dan Penanggulangan KLB
- Manajemen Kasus
- Pemeriksaan Laboratorium

Tapi, surveilans dalam reduksi campak di Indonesia masih belum sebaik surveilans eradikasi polio. Kendala utama yang dihadapi adalah kelengkapan data atau laporan rutin rumah sakit dan Puskesmas yang masih rendah, beberapa KLB campak yang tidak terlaporkan, pemantauan dini (SKD–KLB) campak pada desa-desa berpotensi KLB pada umumnya belum dilakukan dengan baik, terutama di Puskesmas, belum semua unit pelayanan kesehatan baik pemerintah dan swasta berkontribusi melaporkan bila menemukan campak.
(Levi Silalahi, Tempo Interaktif).

JANGAN ANGGAP ENTENG CAMPAK

Campak hanya akan menulari sekali dalam seumur hidup. Bisa terjadi pada anak-anak yang masih kecil maupun yang sudah besar. Bila daya tahan tubuh kuat, bisa saja anak tidak terkena campak sama sekali.

"Hati-hati, lo, sekarang musim tampek. Kemarin saja anak tetangga saya kena. Sekarang anak saya ketularan. Di seluruh tubuhnya timbul bercak-bercak merah dan badannya panas sekali," begitu peringatan seorang ibu kepada teman-temannya. Apa sih yang dimaksud dengan tampek itu? Dijawab oleh dr. Asti Praborini, SpA., yang akrab disapa Rini, tampek tak lain adalah campak.

"Tampek merupakan bahasa Jawa namun istilah Indonesianya adalah campak. Sedangkan orang dari Irian menyebutnya serampah. Dalam bahasa latin disebut sebagai morbili atau rubeolla. Sementara dalam bahasa Inggris, measles," tutur spesialis anak dari RS MH Thamrin Internasional, Jakarta ini.

PENYEBAB CAMPAK

Penyebab penyakit campak adalah virus campak atau morbili. Pada awalnya, gejala campak agak sulit dideteksi. Namun, secara garis besar penyakit campak bisa dibagi menjadi 3 fase. Fase pertama disebut masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari. Pada fase ini, anak sudah mulai terkena infeksi tapi pada dirinya belum tampak gejala apa pun. Bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas campak belum keluar. Pada fase kedua (fase prodormal) barulah timbul gejala yang mirip penyakit flu, seperti batuk, pilek, dan demam. Mata tampak kemerah-merahan dan berair. Bila melihat sesuatu, mata akan silau (photo phobia). Di sebelah dalam mulutmuncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Terkadang anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5 derajat Celcius.

Fase ketiga ditandai dengan keluarnya bercak merah seiring dengan demam tinggi yang terjadi. Namun, bercak tak langsung muncul di seluruh tubuh, melainkan bertahap dan merambat. Bermula dari belakang kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Warnanya pun khas; merah dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi juga tidak terlalu kecil.

Bercak-bercak merah ini dalam bahasa kedokterannya disebut makulopapuler. Biasanya bercak memenuhi seluruh tubuh dalam waktu sekitar satu minggu. Namun, ini pun tergantung padadaya tahan tubuh masing-masing anak. Bila daya tahan tubuhnya baik maka bercak merahnya tak terlalu menyebar dan tak terlalu penuh. Umumnya jika bercak merahnya sudah keluar, demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun makin lama menjadi kehitaman dan bersisik (hiperpigmentasi), lalu rontok atau sembuh dengan sendirinya. Periode ini merupakan masa penyembuhan yang butuh waktu sampai 2 minggu.

CARA PENULARAN

Yang patut diwaspadai, penularan penyakit campak berlangsung sangat cepat melalui perantara udara atau semburan ludah (droplet) yang terisap lewat hidung atau mulut. Penularan terjadi pada masa fase kedua hingga 1-2 hari setelah bercak merah timbul. Sayangnya, masih ada anggapan yang salah dalam masyarakat akan penyakit campak. Misalnya, bila satu anggota keluarga terkena campak, maka anggota keluarga lain sengaja ditulari agar sekalian repot. Alasannya, bukankah campak hanya terjadi sekali seumur hidup? Jadi kalau waktu kecil sudah pernah campak, setelah itu akan aman selamanya. Ini jelas pendapat yang tidak benar karena penyakit bukanlah untuk ditularkan. Apalagi dampak campak cukup berbahaya.

Anggapan lain yang patut diluruskan, yaitu bahwa bercak merah pada campak harus keluar semua karena kalau tidak malah akan membahayakan penderita. Yang benar, justru jumlah bercak menandakan ringan-beratnya campak. Semakin banyak jumlahnya berarti semakin berat penyakitnya. Dokter justru akan mengusahakan agar campak pada anak tidak menjadi semakin parah atau bercak merahnya tidak sampai muncul di sekujur tubuh.

Selain itu, masih banyak orang tua yang memperlakukan anak campak secara salah. Salah satunya, anak tidak dimandikan. Dikhawatirkan, keringat yang melekat pada tubuh anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih sehingga terjadi infeksi berupa bisul-bisul kecil bernanah. Sebaliknya, dengan mandi anak akan merasa nyaman.

PENGOBATAN GEJALA

Pengobatan campak dilakukan dengan mengobati gejala yang timbul. Demam yang terjadi akan ditangani dengan obat penurun demam. Jika anak mengalami diare maka diberi obat untuk mengatasi diarenya. Batuk akan diatasi dengan mengobati batuknya. Dokter pun akan menyiapkan obat antikejang bila anak punya bakat kejang.

Intinya, segala gejala yang muncul harus diobati karena jika tidak, maka campak bisa berbahaya. Dampaknya bisa bermacam-macam, bahkan bisa terjadi komplikasi. Perlu diketahui, penyakit campak dikategorikan sebagai penyakit campak ringan dan yang berat. Disebut ringan, bila setelah 1-2 hari pengobatan, gejala-gejala yang timbul membaik. Disebut berat bila pengobatan yang diberikan sudah tak mempan karena mungkin sudah ada komplikasi.

Komplikasi dapat terjadi karena virus campak menyebar melalui aliran darah ke jaringan tubuh lainnya. Yang paling sering menimbulkan kematian pada anak adalah kompilkasi radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi ini bisa terjadi cepat selama berlangsung penyakitnya.

Gejala ensefalitis yaitu kejang satu kali atau berulang, kesadaran anak menurun, dan panasnya susah turun karena sudah terjadi infeksi "tumpangan" yang sampai ke otak. Lain halnya, komplikasi radang paru-paru ditandai dengan batuk berdahak, pilek, dan sesak napas. Jadi, kematian yang ditimbulkan biasanya bukan karena penyakit campak itu sendiri, melainkan karena komplikasi. Umumnya campak yang berat terjadi pada anak yang kurang gizi.

PENANGANAN YANG BENAR

Inilah yang dianjurkan Rini:

* Bila campaknya ringan, anak cukup dirawat di rumah. Kalau campaknya berat atau sampai terjadi komplikasi maka harus dirawat di rumah sakit.

* Anak campak perlu dirawat di tempat tersendiri agar tidak menularkan penyakitnya kepada yang lain. Apalagi bila ada bayi di rumah yang belum mendapat imunisasi campak.

* Beri penderita asupan makanan bergizi seimbang dan cukup untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Makanannya harus mudah dicerna, karena anak campak rentan terjangkit infeksi lain, seperti radang tenggorokan, flu, atau lainnya. Masa rentan ini masih berlangsung sebulan setelah sembuh karena daya tahan tubuh penderita yang masih lemah.

* Lakukan pengobatan yang tepat dengan berkonsultasi pada dokter.

* Jaga kebersihan tubuh anak dengan tetap memandikannya.

* Anak perlu beristirahat yang cukup.

PENTINGNYA IMUNISASI CAMPAK

Semua penyakit yang disebabkan virus bersifat endemis. Artinya bisa muncul kapan saja sepanjang tahun, tidak mengenal musim. Oleh karena itu, menurut Rini, campak pada anak perlu dicegah dengan imunisasi. Apalagi campak banyak menyerang anak usia balita. Seharusnya, vaksin campak tak memiliki efek samping, tapi karena vaksin dibuat dari virus yang dilemahkan, maka bisa saja satu dari sekian juta virusnya menimbulkan efek samping. Umpamanya, setelah diimunisasi campak, anak jadi panas atau diare.

Sebenarnya bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta saat hamil. Namun, antibodi dari ibu pada tubuh bayi itu akan semakin menurun pada usia kesembilan bulan. Lantaran itu, pemberian imunisasi campak dilakukan di usia tersebut. Kemudian, karena tubuh bayi di bawah 9 bulan belum bisa membentuk kekebalan tubuh dengan baik maka pemberian vaksinasi campak diulang di usia 15 bulan dengan imunisasi MMR (Measles, Mumps and Rubella). Dengan vaksinasi ini diharapkan bilapun anak terkena campak, maka dampaknya tidak sampai berat atau fatal karena tubuh sudah memiliki antibodinya.

Hanya saja, karena saat ini terdapat kecurigaan bahwa bahan pengawet pada vaksin MMR dapat memicu autisme, akhirnya pemberian imunisasi campak tidak diulang. Menurut Rini, kekhawatiran itu tidak perlu ada lagi jika anak sudah mencapai usia tiga tahun dan mengalami proses tumbuh kembang yang normal. "Sebaiknya anak divaksinasi saja. Boleh ditunda tapi jangan sampai ditiadakan. Sampai besar pun masih bisa divaksinasi. Lebih baik mencegah daripada mengobati."

BEDANYA DENGAN CAMPAK JERMAN

Campak Jerman atau rubela berbeda dari campak biasa. Pada anak, campak jerman jarang terjadi dan dampaknya tak sampai fatal. "Kalaupun ada biasanya terjadi pada anak yang lebih besar, sekitar usia 5 sampai 14 tahun," kata Rini.

Gejalanya hampir sama dengan campak biasa, seperti flu, batuk, pilek dan demam tinggi. Namun, bercak merah yang timbul tidak akan sampai terlalu parah dan cepat menghilang dalam waktu 3 hari. Nafsu makan penderita juga biasanya menurun karena terjadi pembengkakan limpa.

Yang perlu dikhawatirkan jika campak jerman ini menyerang wanita hamil karena bisa menular pada janin melalui plasenta (ari-ari). Akibatnya, anak yang dilahirkan akan mengalami sindrom rubela kongenital. Mata bayi akan mengalami katarak begitu lahir, ada ketulian, dan ada pengapuran di otak, sehingga anak bisa mengalami keterbelakangan perkembangan.

Jadi, setiap anak perempuan sebaiknya mendapat vaksinasi rubela untuk melindungi janinnya bila ia hamil kelak. Pada anak perempuan kekebalan ini nantinya akan diturunkan kepada bayinya hingga berusia 9 bulan. Rini pun memandang perlunya vaksinasi rubela pada pria, karena campak jerman yang mungkin menjangkitinya bisa menulari sang istri yang tengah hamil.

Sunday, October 7, 2007

Jadwal imunisasi CAMPAK Malya

Start:     Oct 9, '07 08:00a
Location:     RS Borromeus BDG
yap Besok hari selasa tgl 9 okt jadwal imunisasi Campak-nya Malya, tgl 10 oktober usianya tepat 9 bulan, seperti biasa karena imunisasi ini efeknya ada fevernya....penyakit lama dateng nih..paniki grogi..dan khawatir (inget dulu pas DTP I) cuma bedanya skrang bisa lebih tenang :) padahal diumpetin ..cuma berkecamuk dalam hati (halah bahasanya)..kepikiran mau dimundurin setelah lebaran..soalnya kalo besok Imunisasinya ..kebayang malya sumeng(ngga ding mdah2 an ngga) udah gitu pasti deh nunggu DSA nya yg suka lelet pisan...trus daku ga mungkin izin secara mau lebaran duhh kerjaan ga kelar2..trus lusanya pun demikian ga bisa izin..mendekat ke libur..ga lucu juga lebaran2 anget Hiiii..terlalu berlebihan kah kekhawatiran ibunya?!..
tapi tapi klo dimundurin...liburan sekarang kan lama...nah takutnya ada satu dan lain hal malah kelupaan ma hebohnya..liburan lebaran silaturahmi dsb dsb...terus hiii keburu kena tampek..apa nunggu MMR aja skalian usia 12 bulan?!
tapi Imunisasi Harus jgn ditunda..

Tuesday, October 2, 2007

Horeeee Libur diperpanjangg

Akhirnya beredar juga Surat Edaran Revisi yg isinya U know lahh..kalo kmaren2 jadi topik pemberitaan dimana kalo Pemerintah memperpanjang Libur Lebaran ini dari semula tgg 11 - 16 sekarang menjadi tanggal 11 - 19 nah yang jadi  pertanyaan kamren2 akan kah kantor ku mengikuti hri libur tsb?!! jadinya H2C (harap harap cemas)
dan hari ini horayyyyy akhirnya libur diperpanjanggg.. asik asik asik.....meski ga mudik tapi yg namanya libur sapa seh yg ga seneng apalagi udah ada pujaan hati eblahan jiwa..hihii Malya maksudnya..:)


untuk semuanya Selamat hari raya Idul fitri yah...dan selamat berlibur..buat yang mudik Semoga perjalanan lancar..

Malya (again) pup >1 kali

Sejak Minggu siang malya mulai pup lagi biasanya rutin sekali satu hari kalo ga dipagi hari abis sarapan ato sore ..cuma sekali, tapi hari minggu lalu malya pup total 5 kali ,, bentuknya ga aer melulu sih .. masih berbentuk tapi seringnya itu.. saya blum terlalu khawatir bgt krn anaknya masih ceria dan lincah..

sampe pagi ini..malya tadi udah pupup 2 kali ga tau kalo siangnya..bentuk pup taid pagi malah cuma lendir aja warna nya ijo..duh ada apa kah gerangan...

saya coba observasi dulu dari makanan, kebersihan makanan dan alat2 makannya, untuk semnetara MPASInya kembali lagi kesmula  nih.. tepung beras merah + pisang kerok..

mamah  ku bilang mungkin klo orang dewasa mules, tapi bnyak juga yg bilang "indah" pertanda ada kepintaran baru..duhh pliss deh nak kalo boleh milih jgn pake indah2 an..ada juga yang bilang mungkin  dari asi..karena aku puasa..tapi insya Allah ngga ahh..

lagi bingung..soalnya udah pada nyaranin ke Dokter