Friday, March 12, 2010

(Sharing) Pengalaman memberi ASI dengan sendok

Sudah lama sekali ga nulis, mencoba menulis sedikit saja mengenai pengalaman ngASI dulu, banyak sih sebenernya yang ingin diceritakan, tapi untuk kali ini pengalaman memberikan ASIP dengan sendok saja yang ingin ku ceritakan..karena masih ingat emosi yang bergejolak dan gregetnya sama mama kandung sendiri ..duh maafkan anakmu ini ya ma..

lets cekit ot..ga wajib baca ko ..takut malah bikin eneq..

==================================================================

Sejak dinyatakan hamil, saya sudah mulai mencari informasi kesehatan terutama dalam hal kehamilan dan kelahiran, mengingat banyak sekali mitos-mitos yang beredar yang tidak jelas sumbernya. Seperti biasa internetlah media yang paling dekat dengan saya, dan internet pula yang mengantarkan saya pada keyakinan untuk dapat memberikan ASI Ekslusif dan semaksimal mungkin.  Selain karena manfaatnya yang luar biasa bagi kesehatan anak, juga karena ASI adalah Hak anak dan menjadi kewajiban bagi seorang Ibu. Awalnya saya sebagai Ibu bekerja mempunyai persepsi yang sama seperti lazimnya yang sudah ada bahwa jika seorang Ibu bekerja ataupun tidak bekerja maka susu formula adalah suatu pilihan yang kadang menjadi keharusan..dan mitos bekerja..
untuk beli susu anakpun sudah menempel di benak saya.. Alhamdulillah tenyata semua pandangan saya terbantahkan..

Bayi kami lahir dengan selamat dengan bobot lumayan besar 3,7 kg dan TB 49 cm melalui proses normal meski dengan perjuangan yang panjang.  Ketika itu saya
mendapatkan cuti 3 bulan, bayi kami yang diberi nama Malya lahir di hari ke 3 saya mengambil cuti otomatis cuti terbanyak dihabiskan mengurus Malya..Alhamdulillah..

Segala informasi mengenai ASI yang sudah saya siapkan ketika sebelum cuti karena saya akan tidak terhubung dengan internet, kendala-kendala yang mungkin timbul sudah berulang kali dan bulak balik dibaca untuk meneguhkan hati, karena ternyata banyak sekali godaan, hambatan dalam proses itu..dan yang paling utama adalah menjaga kestabilan emosi kita..

Hari demi hari dan bulan berganti tak terasa..Malya kecil kami pun semakin mengemaskan..bobotnya naik terus dalam usia 2 bulan berat badannya..sudah mencapai 2 kali lipat dari berat lahirnya 7,7 kg.  Kekhawatiran dan kecemasan pun mulai datang menyergap..karena dalam waktu dekat cuti akan habis dan tentunya saya harus kembali kepada rutinitas yakni bekerja. Bagaimana nanti Malya?Pada saat itu sampai malya berusia 2 bulan belum juga kami mendapatkan asisten yang kelak akan menjaga Malya.  Membuka kembali artikel yang sudah saya siapkan mengenai pemberian asi perah, dalam semua artikel dan referensi menyarankan untuk tidak memberikan dot, yah dot memang saya hindari selama proses menyusui karena lebih pada ketakutan bingung puting…yang tentunya akan mengagalkan keinginan untuk dapat memberikan asi ekslusif dan keterikatan emosi antara saya dan Malya, namun ada kekhawatiran dan tidak dapat dipungkiri karena pengaruh dari pihak luar bahwa hal itu mustahil, menyusu tanpa dot…

Kebetulan dari kado hadiah banyak juga yang memberi dot dan botol- botol susu, dan Mama saya menganjurkan beberapa dot yang memiliki bentuk dan elastisitas, beberapa merek sempat suami saya beli atas anjuran Mama, memang Mama saya saat itu mengurusi keponakan-keponakan saya yang usianya terpaut 1-2 thn. Baby Malya selalu menolak di berikan dot atau menyusu pada dot..dan ini mulai menambah kekhawatiran saya.. tapi mama saya meyakinkan pasti bisa..saat itu saya kurang sreg karena mama aga sedikit memaksa lebih tepatnya menjejali..saya sedikit kecewa juga dan setengah hati mencobakan dot pada malya, sampai beruang kali saya di ceramahi karena tidak di biasakan memberikan dot..waktu terus berjalan..saya semakin gundah dengan dilema dot ini..membaca referensi semua tidak menganjurkan..semakin bingunglah saya..tapi saya pun tak kuasa memaksakan dot pada baby Malya..

Sampai akhirnya pada suatu hari, saya mencoba menyuapi malya dengan sendok, saya tidurkan dengan posisi sedikit aga duduk dibantu bantal-bantal disekelilingnya..Alhamdulillah bisa..sejak saat itu lah saya berkeyakinan..untuk tidak memberikan asi perah dengan dot..saya utarakan pada suami Alhamdulillah suami malah mendukung sekali dan menyampaikan untuk tidak mengunakan dot setelah mengetahui  dampak negatif dari pemberian dot.

Kebetulan saya tinggal bersama mertua saya yang saat itu masih bekerja, dan Mama saya tinggal masih satu kota dengan jarak tempuh ke rumah saya sekitar 15 menit. Mama saya sering mengunjungi saya, setiap weekend sering juga menginap, dan sampai waktunya saya harus kembali ke kantor akhirnya mama saya yang mengurusi untuk sementara sampai mendapatkan pengasuh, selama kurang lebih 3 minggu baby Malya dipegang mama, setelah sebelumnya saya sudah amankan dengan umpetin semua dot – dot an, dan saya yakinkan secara terus menerus.. kalo baby Malya bisa minum asip (asi perah) dengan sendok, dengan saya jelaskan tips dan triknya..sampe saya print kan  jadwal nya untuk menghindari kesulitan dan kepanikan, selang  1 satu minggu saya masuk kantor kami sudah dapat pengasuh meski tidak bertahan lama karena selain itu tidak terlalu care dengan anak dia juga merasa kesulitan dengan pemberian asip.

Mama saya bisa memberikan asi perah dengan cara di gendong meski lebih banyak belepotan dan kebuangnya, Alhamdulillah malya miminya juga banyak. Hanya mungkin tetap tidak praktis bagi mama..hal itu lah yang membuat mama tidak berenti untuk terus mencoba memberikan dot..pinternya malya selalu menolak…hehehe..

Alhamdulillah tidak lama berselang saya mendapatkan asisten baru aga sepuh seusia mama, cekatan dan telaten mengurus anak dan terbuka menerima ilmu baru salah satunya mengenai asip dan keinginan saya untuk ASI ekslusif.  Setiap hari saya terus menerus menberi pengarahan mengenai teknis pemberian, berikut do and don’t dalam pemberian ASIP..dan mama juga ikut andil menjadi pengawas dan transfer ilmu juga…sampe benar – benar dilepas oleh mama saya, Emak ini -begitu kami memanggil beliau-..
memperhatikan betul karena sejak awal saya pastikan mengenai baby Malya yang bayi ASI dan tidak menggunakan dot.

Namun ada beberapa kali sepulang kerja saya menemukan dot dan botol yang sedang dikeringkan sehabis di cuci, ketika saya tanyakan pada emak, tenyata Mama saya kadang datang disiang hari dan keukeuh mencoba kan dot pada malya..dengan membawa dot sendiri dari rumah..

Satu dua kali saya biarkan hanya memberi instruksi pada emak untuk tidak diberikan..namun Mama saya gemas kali yah karena semua cucu-cucu yang diasuhnya lancar jaya pake dot..meski pada akhirnya semuanya ketergantungan pada dot..Sampe akhirnya saya meyakinkan dan agak sedikit meminta pengertian mama untuk berhenti mencobakan dot, kali ini saya beri alasan dengan memberi dot sama saja mama ngga sayang dangan saya dan cucunya karena akan mempengaruhi produksi asi saya..juga tak lupa kembali dampak negatifnya yang saya tekankan..untuk menjaga perasaan mama juga dan mencoba memberi pengertian pada mama atas keinginan saya dan suami.


Allhamdulilah mama mau mengerti, saya mengerti mama melakukan itu semata mata karena sayang dan kasihan..tapi itu dalam persepsi mama…yang masih asing akan pemberian asip dengan sendok..

Alhamdulillah pemberian asip oleh emak berjalan lancar sampai baby Malya lulus ASI ekslusif, hampir tidak menemui kendala malah emak ini ahli, lebih rapi bersih, saya sempet kagum..dengan caranya pemberian asip pada malya. Malya semakin pintar juga menyeruput asip dari sendoknya..subhanallah memang bayi itu pintar sekali dan cepat belajar..dulu sendok yang menghampiri mulut kecilnya sekarang malya lah yang duluan ga sabar kalo sudah waktunya mimi..

Jadi tidak ada yang tidak mungkin ketika kita yakin pada suatu hal apalagi..sesuatu yang benar dan demi kebaikan anak kita, kita tidak tahu sampai kita benar- mencoba..dari pengalaman tersebut beberapa hal yang saya dapatkan dalam proses pemberian ASIP menggunakan sendok sebagai berikut :

-        Pemberian asip sebaiknya tidak dilakukan oleh Mama bayi, karena bayi tahu dan mengenal aroma tubuh Mamanya, sebaiknya oleh ayah, nenek, kerabat atau pengasuh.

-        Pada tahap awal pemberian untuk mengindari kepanikan sebaiknya pemberian asip tidak pada saat bayi lapar, saat itu malya berusia dua bulan lebih jadi sudah memiliki ritme dan pola menyusunya yakni setiap 2 -3 jam sekali, pemberian di usahakan sebelum jam jam minumnya sehingga baby tidak di biarkan terlalu lapar..

-        Tentunya penting memberi pengertian sejak awal mengenai keinginan untuk ASI Ekslusif dan share dampak nengatif dari pemberian dot pada orang – orang disekitar terutama pada orang yang akan menjaga baby selama kita tidak ada/bekerja.

-        Penting sekali memilliki kelompok atau teman teman yang memiliki visi yang sama..atau keinginan yang sama … untuk meneguhkan hati karena diluar akan banyak sekali godaaan.. mitos-mitos yang kadang tidak dapat di pertanggung jawabkan..salah – salah nanti malah terpengaruhi lingkungan.

Alhamdulillah baby malya mendapatkan ASI Ekslusif kemudian diteruskan MPASI rumahan, dan weaning with love  saat Malya berusia 2 tahun 6 bulan Terasa lengkap lah menjadi seorang Mama ketika kita dapat memberikan hak anak..dan terutama mendapatkan manfaat luar biasa dari pemberian ASI tersebut…Malya tumbuh menjadi anak yang sehat, ceria, dan pintar..sebuah investasi yang luar biasa..

Dan Mama saya sekarang aktif mengajak Ibu-ibu disekitarnya untuk memberikan asi dan asi perah menggunakan sendok. Subhanallah..

Ket Foto:

1. Malya was born day one..10 jan 2007

2. Malya 10 hari

3. Malya 2 bulan

4. Malya 4 bulan

6 comments:

  1. terima kasih jeng, tapi masih banyak ibu2 lain yang lebih hebat dalam memperjuangkan hak anak ini

    ReplyDelete
  2. teteh 2 kali lebih keyen secara dah ada adik

    ReplyDelete
  3. izan minum asp pake dot karena nma nga mau pake sendok. hasilnya? izan ngedot, gigina jadi jelek...bunda sedih tapi ga ada pilihan maklum nga ada mba sih..

    ReplyDelete
  4. setiap pilihan pasti sudah sangat di perhitungkan dan atas pertimbangan ..no need to be sad again.. lagian masih ada kesempatan kan ehhehe.. eh udah ada iva kann

    ReplyDelete