Sunday, May 11, 2008

NAPAS BAYIKU BERBUNYI NGROK…

Rating:★★★★
Category:Other
"Bila dicermati, napas bayiku yang berusia 1 bulan berbunyi ngrok…ngrok…. Saya sering mendengarkan desahan napasnya ketika ia tidur. Sepertinya, ada lendir yang tertahan di tenggorokannya. Saya juga sering meraba wilayah dadanya, seperti ada getaran halus. Saya sangat khawatir takut paru-parunya mengalami gangguan. Katanya, kalau bayi punya ciri-ciri seperti itu, berarti ada lendir sisa kelahirannya yang tidak terbuang sampai bersih,” keluh Ria (37) pada dokter yang menangani putrinya, Wiwid.Ria tidak sendirian, karena banyak ibu lain mengeluhkan hal sama. Untuk itu, nakita mencoba mencari pencerahan pada dokter ahli restirologi anak, Dr. Darmawan BS SpA(K), yang berpraktik di RSIA Hermina Bekasi dan juga bekerja pada Divisi Restirologi, Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM. Semoga penjelasan gamblang dari dokter yang tidak segan berbagi informasi ini dapat menghalau kekhawatiran banyak ibu seperti Ria.

1. Dok, mengapa napas bayi sampai berbunyi ngrok…ngrok…seperti ada lendir yang tertahan di tenggorokannya?

Bunyi ngrok...ngrok...itu disebabkan kemampuan membersihkan lendir pada bayi yang belum optimal. Saluran napas setiap saat akan memproduksi sekret (lendir) yang bermanfaat untuk fungsi pernapasan itu sendiri. Sekret berfungsi menahan benda asing atau kuman yang masuk ke dalam saluran napas. Lendir akan dibersihkan oleh sebuah sistem pembersihan di dinding saluran napas yang disebut sistem bersihan mukosilier. Jumlah sekret yang sedikit secara tak sadar akan tertelan. Bila banyak barulah lendir ini merangsang refleks batuk. Pada bayi-bayi muda, kemampuan mukosilier ini belum berlangsung optimal sehingga sekretnya tak bisa dibersihkan secara sempurna. Ini menjawab mengapa bunyi napas mereka kerap terdengar ngrok-ngrok. Namun seiring perjalanan usia anak, maka kemampuan mukosiliernya akan semakin baik sehingga bunyi ngrok-ngrok pada napas bayi akan menghilang dengan sendirinya.

2. Sampai usia berapa umumnya bayi bernapas ngrok-ngrok?

Biasanya bayi muda usia 1–2 bulan masih mengalami ini karena sistem bersihan mukosiliernya belum optimal. Jadi tak perlu khawatir. Lewat dari usia tersebut, jika bunyi napasnya masih ngrok-ngrok, maka harus dilakukan pemeriksaan. Berarti ada ketidaknormalan yang harus dicari tahu penyebabnya.

3. Apakah benar penyebab napas berbunyi karena sewaktu bayi lahir, perawatnya di rumah sakit tidak membersihkan saluran penapasan bayi dengan baik sehingga lendirnya masih tersisa banyak?

Itu anggapan yang salah. Bila memang mereka kurang baik membersihkan lendir bayi, saat ini mestinya si bayi sudah berada di surga. Nyatanya si kecil masih di sini, jadi petugas di rumah sakit sudah melakukan tugasnya dengan baik. Kondisi seperti ini sering dinamakan chesty baby, suatu istilah yang longgar untuk menggambarkan seorang bayi yang tampaknya mudah sekali mengalami gejala di saluran napas, atau disebut chestiness. Gejala pernapasan ini berupa batuk, mengi (napas ngik-ngik), stridor, napas berbunyi (noisy breathing) atau sekadar napas ngrok-ngrok. Fenomena ini cukup sering dijumpai sehari-hari, sayangnya kita tidak mempunyai padanan kata yang tepat. Jadi istilah chestiness dapat dipakai untuk menyebut napas ngrok-ngrok hingga keluhan batuk kronik berulang.

4. Apa yang bisa dilakukan orangtua bila napas bayinya terdengar ngrok-ngrok seperti itu?

Oleskan minyak telon atau balsam khusus bayi di wilayah dada si kecil. Uapnya yang terhirup dapat membantu melegakan pernapasannya. Selain itu lakukan pemijatan dengan lembut pada dada kiri dan kanan, dari bagian bawah menuju ke bagian atas atau sekitar wilayah leher. Gerakan pemijatan ini akan membantu bayi mengencerkan lendir yang ada di tenggorokan.

5. Adakah hal lain yang patut diperhatikan pada chesty baby?

Merokok pasif merupakan salah satu penyebab tersering terjadinya chestiness. Karenanya, pajanan asap rokok merupakan satu satu hal yang wajib dihindari oleh bayi. Pajanan ini bukan hanya terjadi bila si perokok merokok dalam rumah, melainkan juga di teras, garasi, dan kamar mandi karena polusi asap bisa menelusup ke mana pun.Jauh dari asap rokok biasanya sudah sangat mengurangi keluhan chestiness, bahkan gejalanya bisa hilang sama sekali. Waspadai juga asap dapur. Alangkah baiknya kalau asap dapur segera disaring dengan alat penyedot asap agar tak menimbulkan polusi dan mengganggu kenyamanan bayi.

6. Kalau masih terus berlanjut hingga bayi berusia lebih dari 2 bulan, umumnya penyebabnya apa, Dok?

Keluhan chestiness akan lebih menonjol bila ada riwayat alergi dalam keluarga. Untuk itu perlu ditelusuri adanya alergi dalam keluarga ayah dan ibu penderita, kalau perlu hingga ke nenek atau kakeknya. Sebagian besar dari chesty baby ternyata memiliki bakat asma. Oleh karena itu, bila setelah usia 2 bulan napas bayi masih terdengar belum bersih, perlu penggalian ke arah asma. Perhatikan apakah pola tersebut itu berulang, gejala memburuk di malam hari, dan membaik dengan pemberian obat asma. Perlu juga ditelusuri faktor pencetus dari lingkungan (debu rumah, bulu binatang, asap, udara dingin dan lain-lain), pencetus dalam bentuk makanan (untuk bayi yang lebih besar), atau tertular salesma (common cold).Penyebab lain chestiness, yakni manifestasi infeksi respiratorik akut (IRA) yang berulang karena virus (recurrent viral ARI). Bayi sehat mengalami beberapa kali episode IRA, normalnya tak lebih dari 6-8 kali per tahun dengan durasi kurang dari seminggu, umumnya 2-3 hari. Pada chesty baby, episode batuk pilek lebih sering terjadi, bisa dengan atau tanpa demam. Durasi chestiness juga berlangsung lebih lama, lebih dari seminggu atau bahkan lebih dari dua minggu.Hingga saat ini belum jelas mengapa sebagian bayi mudah mengalami chestiness. Tapi mengingat pola yang sama dapat ditemukan dalam keluarga, diduga faktor genetik juga ikut berperan.

7. Ternyata cukup kompleks juga ya, Dok? Apakah masih ada penyebab lain?

Pada sebagian kecil chesty babies juga ditemukan penyakit dasar yang lebih serius seperti refluks gastroesofagus (aliran balik cairan dari lambung ke esofagus), laringotrakeomalasia (kelemahan saluran tenggorokan/ trakea), gangguan menelan, bronkiektasis, dan lain-lain. Anak dengan gangguan saraf otot (neuromuskular), misalnya penderita palsi serebral biasanya juga mengalami gejala chestiness. Anak tersebut mengalami gangguan fungsi otot menelan dan atau otot yang berperan dalam proses batuk. Biasanya ia juga mengalami gangguan fungsi mukosilier. Sebagai hasilnya, pasien dengan gangguan neuromuskular menjadi chesty baby dengan gejala makin berat bila ada faktor pendukung, misalnya IRA atau polutan dan alergen.Nah, cukup puas Bu, semoga tidak bingung lagi.
Utami Sri Rahayu. Ilustrasi Pugoeh

========================================================
Reposting from NAKITA online

4 comments:

  1. ass . hallo mba, namaku bunda azmi, anak lelakiku memiliki kesaman dengan cerita mba ini, usianya sekarang (sekarang tgl 27 agustus 2008 - 5 bulan 12 hari) nafasnya masih grog2 aja, aku bingung kenapa tapi setelah baca artikel ini ada sedikit jawaban, sharing dong mba aku memang punya bakat alergi , anak pertama saya perempuan memeilki bakat alergi juga yang tinggi , dia tdk bisa makan coklat karena kakinya akan timbul bekas spt tergigit nyamuk! thnks b4

    ReplyDelete
  2. waalaikum salam bunda azmi,
    saya bukan ahli juga mbak yah apalagi tentang alergy, tapi kalo dari cerita mbak kemungkinan besar mungkin Baby boy mbak juga punya bakat alergy yah mengingat kakanya dan keluarga besar mbak juga punya bakat alergy tapi baiknya untuk lebih jelas coba hub dokter atau tenaga medis..

    yang pasti terus konsumsi ASI ekslusif dan teruskan smapai usia 2 thn..bnayak temanku yg punya Asma anaknya ada yg hampir tidak terkena alergy dan ada juga yg sedikit sekali bakat alergynya..karena ASI...

    ReplyDelete
  3. ttg ASI yang bikin sedih saya juga, karena dia hanya menyusu sampai 3 BLN SAJA :( sedih juga . apalagi kasus ini sama dengan anak pertama saya yang HANYA minum ASI selama 3 bulan jg, setelah cuti dari pekerjaan dan mulai aktifitas kerja berlangsung ke-2 anak saya tidak mau minum ASI.sempet kemaren2 saya tanya DSA sang dokter hanya menyarankan jauhkan dari pencetus alergi. semoga doa saya mah jangan lama2 kasian kalo denger suara nafasnya

    ReplyDelete
  4. oh sayang yah...
    padahal zat zat yang terdapat dalam ASI berjuta manfaat apalagi untuk bayi dari keturunan yang punya bakat alergy tinggi.. tapi yah sudah lah mba..belum ada kata terlambat .. kan tar ada anak ketiga *blink blik hehhee

    mengenai alergy ini saya tidak terlalu paham mba..hanya setau saya ada test yg harus dilalui untuk mengetahui akan bakat alergy pada jenis apa saja..(tes tusuk itu mbak)

    join di milis sehat aja mbak..sehat@yahoogroups.com..banyak ilmu yang didapat Insya Allah

    ReplyDelete