Wednesday, May 30, 2007

KIAT BEPERGIAN JAUH DENGAN BAYI

Rating:★★★
Category:Other
Nah untuk yang ini...iseng hari ini ngebrowse soalnya besok jum'at kan long weekend rencananya mau bawa baby malya pergi keluar kota (ke Garut padahal hehehehe gaya yah kaya mau naek pesawat aja hhihihi..gpp nothing to loose kan jadi dapet ilmu baru) nah nemu deh artikel ini dan lagi lagi dari Nakita Online..Siapa tau bermanfaat...Jeng Mariena kayanya perlu deh hehehe udah mau mudik kann..

Perjalanan dengan pesawat, kereta api, dan kapal laut aman bagi bayi. Namun, ada syaratnya....

A gar perjalanan jauh terasa menyenangkan lakukan persiapan dengan matang. Anjuran ini ternyata tak sesederhana yang dibayangkan jika Anda melakukannya bersama bayi. Orangtua harus dapat mengantisipasi situasi selama perjalanan, antara lain dengan mengenali karakter kendaraan yang akan ditumpangi, apakah mobil pribadi, bus, pesawat, kereta api, atau kapal laut. Tidak ada yang ideal dari pilihan-pilihan alat transportasi itu karena semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Inilah yang dapat Anda lakukan supaya bayi tetap nyaman di perjalanan, seperti dipaparkan Dr. Iramaswaty Kamarul, Sp.A, dari Klinik Pela 9, Jakarta.

JIKA NAIK PESAWAT TERBANG
Jarak ratusan kilometer bisa ditempuh pesawat dengan beberapa menit. Itulah kelebihan utama pesawat dibanding angkutan lain. Inilah kiat nyaman di pesawat:
* Jagalah selalu kesehatan bayi . Sedapat mungkin penuhi jadwal imunisasi beberapa hari sebelum waktu keberangkatan. Kalau Anda tidak yakin dengan kondisi kesehatannya, lakukan pemeriksaan ke dokter.
* Hindari jadwal keberangkatan sibuk dan superpadat seperti waktu liburan atau akhir pekan.
* Selesaikan semua urusan sebelum naik pesawat, seperti menyiapkan makanan atau minuman buat si kecil dan mengganti popoknya yang sudah kotor. Bawalah bekal lebih untuk berjaga-jaga siapa tahu jadwal keberangkatan pesawat ditunda. Beruntunglah ibu yang memberikan ASI kepada bayi karena tak mesti repot menyiapkan susu di botol dan menjaga higienenya.
* Susui bayi atau beri ia apa pun yang aman untuk diisap, seperti empeng, sendok plastik, atau biskuit bayi saat pesawat lepas landas. Ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinganya. Alangkah baiknya jika telinga bayi disumbat dengan kapas bulat atau spons (biasanya disediakan pihak maskapai) selama perjalanan. Tindakan menyumbat telinga wajib dilakukan saat bayi sedang batuk atau pilek. Dalam kondisi itu, saluran di sekitar hidung dan telinga bayi mengalami pembengkakan, sehingga menyumbat saluran eustachius-nya. Tekanan udara yang berubah-ubah di pesawat membuat pembengkakan bertambah parah. Akibatnya, telinga bagian dalam terasa nyeri dan bayi gampang rewel akibat ketidaknyamanan ini. Dampak yang lebih buruk, gendang telinga bayi terancam pecah dan mengganggu sensitivitas pendengarannya.
* Jangan arahkan pengatur udara (AC) langsung ke tubuh bayi. Kecilkan jika aliran udara dirasa cukup besar. Jangan segan untuk meminta bantuan pramugari dan pramugara jika Anda tidak tahu cara melakukannya. Jika bayi terlihat kedinginan, pakaikan baju hangat, topi, kaus kaki, dan sarung tangan.
* Usaplah dengan lembut bagian punggungnya agar ia tenang jika deru pesawat membuat bayi rewel atau terbangun dari tidurnya. Mintalah tempat duduk di dekat jendela. Dengan cara itu, si kecil yang telah berusia 4 bulan ke atas bisa sesekali melihat pemandangan indah di bawah.
* Perhatikan standar penyelamatan dalam keadaan darurat . Perhatikan di mana pintu darurat, apa yang harus dilakukan jika tekanan udara di dalam kabin menjadi tidak normal, dan apa yang harus dilakukan jika pesawat mendarat darurat di laut. Patuhi semua aturan dan petunjuk perjalanan di pesawat. Selalu pakai sabuk keselamatan di saat lepas landas dan mendarat. Sebaiknya, pasang terus sabuk keselamatan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu pesawat turun atau naik secara drastis.
* Pastikan bayi berada di posisi yang aman dalam jangkauan Anda. Tidak perlu membawa kursi khusus atau keranjang bayi. Selain repot, boleh jadi kursi itu tidak bisa dipasang di kursi pesawat. Si kecil cukup didekap lembut atau berada di pangkuan. Lewat cara itu, bayi merasa lebih aman dan nyaman. Toh, perjalanan antarkota dengan pesawat tidak memakan waktu terlalu lama.
* Jaga kesehatan ibu dan ayah. Hati-hati jika ibu mudah mabuk udara karena akan sulit mengurus si kecil. Untuk meminimalkannya, mintalah tempat duduk di dekat tepi depan sayap. Posisi ini konon dapat mengurangi kemungkinan mabuk udara. Mintalah pasangan atau orang dewasa lain yang pergi bersama-sama untuk membantu menangani si kecil jika Anda mabuk selama perjalanan.

JIKA NAIK KERETA API
Tidak ada deru mesin mengganggu dan tekanan udara yang berubah-ubah seperti dalam kabin pesawat. Oleh karena itu, kereta api lebih nyaman buat bayi, termasuk bayi yang sedang batuk pilek. Inilah yang disarankan:
* Mintalah duduk di dekat jendela dan menghadap ke depan agar bayi bisa menikmati pemandangan indah dari pegunungan dan hamparan sawah yang dilewati. Ajaklah bayi berkomunikasi tentang hal-hal yang baru dilihatnya. Itulah salah satu kelebihan kereta api.
* Pesanlah tiket beberapa hari sebelumnya supaya dapat memilih tempat duduk paling nyaman dan aman. Dengan cara itu, Anda tak perlu repot-repot terjebak dalam antrean panjang demi mendapatkan karcis. Jangan pilih tempat duduk dekat pintu gerbong atau toilet, karena Anda dan bayi akan sering terganggu suara buka tutup pintu dan lalu lalang penumpang lain.
* Belilah tiket buat si bayi jika perjalanan dengan kereta makan waktu lama. Dengan demikian, kita bisa meletakkan keranjang bayi di kursinya. Ikat keranjang dengan sabuk keselamatan agar bayi tidak jatuh atau terguncang seandainya kereta direm. Cara ini menghindarkan Anda juga bayi dari rasa pegal karena dipangku dalam waktu lama.
* Usap-usap si kecil agar tetap tenang jika goncangan di kereta cukup mengganggu. Di dalam gerbong yang berpendingin, pakaikan bayi baju hangat bercelana panjang, topi, dan kaus kaki agar tetap nyaman.

JIKA NAIK KAPAL LAUT
Naik kapal laut sebenarnya lebih nyaman dan aman ketimbang pesawat atau kereta api. Si kecil bebas dari suara bising pesawat juga goncangan keras kereta dengan rel. Inilah kiat yang akan membuat naik kapal laut terasa lebih nyaman:
* Anda dan bayi bisa memilih kelas kabin (ruang privat). Mintalah kabin di tengah badan kapal sebab pada titik ini goyangan kapal paling tidak terasa.
* Sulap suasana kabin layaknya rumah. Tidak seperti di pesawat atau kereta api, beragam permainan bisa dilakukan di dalam kabin tanpa takut mengganggu orang lain. Ibu pun bisa lebih bebas berkreasi dan beraktivitas seperti mendongeng. Rutinitas bayi seperti makan, tidur, minum susu bisa dijalani tanpa ada masalah. Bayi juga lebih terisolasi demi menghindarkannya dari kontak dengan orang asing yang sedang sakit.
* Ajak bayi berjalan-jalan di sekitar kapal agar tidak cepat bosan di perjalanan.
* Pastikan ada orang dewasa lain yang menemani jika Anda gampang mabuk laut. Ingat, perjalanan dengan kapal laut memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari. Selain itu, jika kehabisan karcis, si kecil pun harus tinggal bersama dengan banyak orang dalam satu ruangan. Tentu ini akan memudahkannya tertular penyakit.
Itulah mengapa, apa pun jenis transportasi yang dipilih, orangtua sebaiknya melakukan persiapan matang agar perjalanan jadi menyenangkan.

DI USIA BERAPA BAYI BOLEH DIAJAK BEPERGIAN JAUH?
Ira mengatakan seorang bayi boleh dan aman diajak bepergian sejak usia setengah bulan alias dua minggu. Pendapat ini mungkin "menentang arus", sebab beberapa ahli menyatakan usia aman untuk bayi bepergian adalah di atas dua bulan. Namun Ira memiliki argumen untuk itu. Salah satunya karena di usia dua minggu hampir semua organ tubuh bayi sudah terbentuk dengan baik. Termasuk saluran tube eustachius. Kematangan saluran yang menghubungkan hidung dan telinga ini sangat dibutuhkan bayi untuk beradaptasi menghadapi perubahan tekanan udara (terutama kala bepergian dengan pesawat). Karena jika belum matang, perubahan tekanan udara di pesawat bisa merusak indra pendengarannya.
Argumen lain, beberapa kelainan kongenital, seperti kelainan jantung atau paru-paru, sudah bisa dideteksi setelah bayi berusia dua minggu. Dengan demikian, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat. Jadi Ira tidak melihat alasan mengapa bayi baru bisa bepergian lewat usia dua bulan. Dia pun menyodorkan bukti, banyak pasien ciliknya yang sehat-sehat saja kala bepergian ke luar kota dengan angkutan umum. "Dengan beberapa persiapan dan ditunjang kondisi fisik bayi yang sehat, tidak ada masalah bagi bayi bepergian."

RISIKO DAN KIAT MEMINIMALKAN

Namun demikian, memang ada risiko yang dihadapi bayi jika mengajaknya bepergian dengan transportasi umum, yaitu:
* Tertular penyakit, khususnya ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) dari orang dewasa. Khususnya penyakit yang mudah menular, seperti batuk atau flu. Ini karena di angkutan umum, bayi akan bertemu dengan banyak orang. Oleh karenanya, usahakan bayi tidak bepergian kala sakit. Semua gangguan di perjalanan berisiko menyebabkan sakit bayi bertambah parah. Juga harus diingat, kondisi bayi yang sakit akan membuatnya lebih mudah tertular penyakit lain seperti diare. Tunggulah sampai kondisi bayi relatif stabil.

Pencegahan:
Berikan nutrisi terbaik untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi berusia enam bulan ke bawah cukup diberi ASI eksklusif yang kaya akan zat kekebalan tubuh. Untuk bayi di atas 6 bulan, lengkapi dengan makanan semipadat dan padat yang bergizi cukup dan seimbang.

* Rewel karena bertemu orang, situasi, dan tempat asing . Boleh jadi situasi dan kondisi yang dialaminya tidak senyaman di rumah. Dampaknya bayi lebih mudah rewel karena rutinitasnya juga terganggu. Makan, minum, tidur, dan lain-lain harus dilakukan di atas kendaraan. Perjalanan panjang juga membuatnya lelah. Tentu ini akan menggerogoti ketahanan tubuhnya.

Pencegahan:
Agar kenyamanan bayi terjaga, lakukan persiapan perjalanan dengan matang. Susunlah perlengkapan keperluan bayi yang harus dibawa sedemikian rupa agar mudah digunakan di perjalanan. Jangan lupa bawa mainan yang dapat mengalihkan kerewelan bayi. Kreativitas orangtua juga dituntut untuk mengatasi semua hal yang tidak nyaman di perjalanan. Jika bayi rewel, gendonglah bayi sambil diayun-ayun, atau ajaklah jalan-jalan sebentar. Jika bayi merasa nyaman, maka semua rutinitasnya bisa dijalani dengan baik. Sedapat mungkin lakukan semua rutinitasnya di rumah, seperti mengganti pospak tiap beberapa jam, poop, memberi susu dan makanan/minuman lain. bermain, tidur siang, membersihkan badan, mendendangkan lagu dan sebagainya.

APA SAJA YANG PERLU DIBAWA?
1. Obat-obatan resep dokter
Obat bayi tidak mudah ditemui di pasaran bebas selain dari resep dokter. Mintalah resep atau obat cadangan yang sewaktu-waktu diperlukan seperti obat penurun panas. Ingat, pemberian obat-obatan pada bayi tidak boleh sembarangan karena dosis harus disesuaikan dengan berat badannya. Beri tahu juga berapa lama kita dan si kecil pergi, agar dokter tahu jumlah cadangan obat yang mesti disediakan.
Jangan lupa membawa buku riwayat kesehatan bayi. Seandainya ia mengalami masalah begitu tiba di tempat tujuan, dokter di sana bisa melakukan penanganan lebih tepat dan akurat berdasarkan riwayat perjalanan penyakit bayi, obat yang biasa dikonsumsi, alergi terhadap obat-obatan tertentu, dan lain-lain.

2. Makanan dan minuman
Jika bayi sudah berusia lewat 6 bulan dan mulai mendapatkan makanan pendamping ASI, maka banyaknya makanan dan minuman cadangan yang dibawa harus diseusaikan dengan lamanya perjalanan. Manfaatkan MPASI instan yang praktis penyajiannya, seperti bubur susu dan biskuit bayi. Bayi 6 bulan atau kurang cukup diberi ASI. Jika Anda menempuh perjalanan bersama si kecil dengan kapal selama sehari penuh atau beberapa hari, tentu bekal yang dibawa harus lebih banyak.

3. Perlengkapan makan dan minum
Setelah usai masa ASI eksklusif dan bayi mulai mendapat MPASI jangan lupa siapkan botol susu beberapa buah, termos kecil, wadah susu bubuk, juga berbagai perlengkapan makannya seperti piring, sendok, lap, dan gelas. Kalau saja Anda masih terus menyusui bayi hingga selewat usia 6 bulan, tentu tak perlu membawa botol dot kecuali untuk pemberian sari buah.

4. Pakaian dan mainan
Bawalah jaket, selimut, topi, dan kaus kaki bayi. Popok sekali pakai cadangan juga wajib dibawa, meski perjalanan memakan waktu tidak terlalu lama. Siapa tahu si kecil sering pipis atau bahkan poop sehingga perlu popok baru. Beberapa buku bergambar dan mainan bisa dibawa agar bayi dapat bermain di perjalanan.
Saeful Imam. Ilustrator: Pugoeh

12 comments:

  1. Duhhh trimakasih banget nih Niez..........banyak membantu banget nih info.
    dach mau deket terbang..aku makin nervous....padahal pergi ama suami lho...apalagi nti balik nya ke NZ yaa ..tanpa suami ku.

    Kamu ke Garut naik apa? mobil atau kereta?
    Semoga baby Malya anteng yhaaaa.........

    ReplyDelete
  2. ka Garut ka saha ni?? urang minggu hareup rek ka dupan insyaallah, yah itung2 bayar "janji" kalo anak2 sembuh diajak kesana kebetulan pas ada studytour dari sekolahan ayahnya :D

    ReplyDelete
  3. ke dufan..ikutttttttttttttttttttt...........ke balada kera ama istana boneka mau nya....kalo yg lain ogah achhh hee..ngeriii

    ReplyDelete
  4. hihihih.. ayooo pulang kampung liburan ke dufan sama josh :)

    ReplyDelete
  5. makasi banget ya..mbak tips nya..berguna banget buat aku...

    ReplyDelete
  6. sama sama mba,
    sukses jalan jalannya kan?

    ReplyDelete
  7. Makasih ya mbak tips nya, lagi bingung ni aku tinggal di jkt, tp pgn nglahirin di bandung. nanti dipertimbangkan lagi deh, thx again..

    ReplyDelete
  8. waw mau kebandung duh welkam welkam..hehehhee
    mangga wilujeng sumping.. raoseun geura di Bandung ga usah pake AC..

    ReplyDelete
  9. Salam kenal.. Mau nanya dong mba.. punya alamat email dr Ira ngak? terus punya pengalaman bawa baby umur 2 bln nae pesawat ngak? Kebetulan mau bawa bayi dari Makassar ke Jakarta ni. Thanks before yach

    ReplyDelete
  10. salam kenal juga .. dr Ira mana yah? hehehe saya ga update nih..
    kebetulan saya belum pernah bawa baby naik pesawat tapi dari pngalaman temen2 sih tipsnya kalo bawa baby pas landing disarankan disusui

    sorry kalo ga bisa bantu

    ReplyDelete
  11. Terima kasih mbak masukannya, dr Ira tuh saya comot dari tulisan di atas "inilah yang dapat Anda lakukan supaya bayi tetap nyaman di perjalanan, seperti dipaparkan Dr. Iramaswaty Kamarul, Sp.A, dari Klinik Pela 9, Jakarta"=)

    ReplyDelete
  12. ohh ic.. hihi ..maaf aga lemot saya kebetulan ga kenal dan mnegenal langsung beliau ahanya copas tulisan ini.. karena ini ilmu bagi saya dan mudah2 an bermanfaat bagi yang lainnya juga

    ReplyDelete