Thursday, April 19, 2007

"FOBIA ASI KURANG" oleh Dr Widodo Judarwanto SpA

Rating:★★★★★
Category:Other
Artikel ini sangat 2 banyak menjawab pertanyaan2 ku selama ini, di posting disini Siapa tau bermanfaat juga terutama yang lagi kasi ASI ekslusif kaya aku.


Dok, sudah cukupkah jumlah ASI untuk anak saya? Masalah ini mungkin merupakan
pertanyaan yang paling sering ditanyakan ibu menyusui saat konsultasi ke dokter.
Pertanyaan ini wajar terjadi, karena ternyata banyak bayi yang tetap saja minta
minum meskipun minum ASI sudah lama dan cukup sering.


Kekawatiran ASI kurang atau Fobia ASI kurang adalah perasaan yang tidak benar
pada ibu yang menganggap bahwa produksi ASI tidak mencukupi kebutuhan bayi.

Keadaan ini terjadi karena adanya gejala gejala tertentu pada bayi yang masih
dianggap haus padahal bayi sudah minum banyak. Gejala ini cukup menyesatkan dan
dianggap bahwa bayi masih kurang minum sehingga pemberian susu formula
ditambahkan. Pada akhirnya hal inilah yang seringkali menggagalkan program ASI
eksklusif.


Gejala "Haus Palsu"

Beberapa gejala pada bayi yang timbul bukan karena rasa haus dan lapar dapat
disebut gejala palsu. Gejala ini seringkali timbul karena ada yang dirasakan
tidak nyaman pada tubuh bayi. Gejala yang timbul biasanya tampak bayi bila minum
susu terburu-buru, tidak sabar, seringkali minta minum (kurang dari 11/2 jam)
atau sering ngempeng.


Keadaan "Gejala Haus Palsu" ini seringkali mengakibatkan kegagalan program ASI
eksklusif. Ibu sering merasa letih dan kurang tidur karena tampak bayi sering
minta minum dan hanya terus "ngempeng" (tidak menyedot) puting susu. Akhirnya
karena kondisi tersebut keputusan pemberian susu formula dilakukan.


Ketidaknyamanan pada bayi ini seringkali terjadi karena rasa sakit atau gangguan
pada saluran cerna bayi. Keadaan ini sering terjadi karena imaturitas saluran
cerna pada bayi masih belum sempurna. Biasanya dengan pertambahan usia terutama
di atas usia 3 bulan gangguan ini akan membaik. Gangguan tersebut sering terjadi
pada penderita dengan bakat alergi.


Gangguan pada saluran cerna dapat dianggap sebagai penyebab bila terjadi gejala
bayi sering muntah atau gumoh, kembung, hiccup ("cegukan"), buang angin keras
dan sering, sering rewel gelisah (kolik) terutama malam hari, BAB > 4 kali
perhari, BAB tidak tiap hari. Sering "ngeden. Kadang disertai hernia Umbilikalis
(benjolan pada pusar/"bodong") bahkan juga hernia scrotalis, inguinalis karena
sering ngeden.

Gangguan saluran cerna karena alergi ini biasanya semakin meningkat saat malam
hari. Pola diurnal malam hari ini juga terjadi pada gangguan alergi lainnya
seperti napas grok-grok, batuk, asma, hidung buntu dan sebagainya. Pola ini juga
berkaitan mengapa bayi sering rewel malam hari dan mengapa bayi lebih sering
minta minum malam hari.


Gangguan saluran cerna ini disertai lidah timbul putih seperti jamur dan bibir
kering. Gangguan saluran cerna tersebut seringkali disertai gangguan hidung dan
kulit. (lihat lampiran 1.Tampilan klinis yang sering dikaitkan dengan alergi
pada bayi). Meskipun sangat jarang sebagai penyebab tetapi popok basah,
kedinginan atau udara panas bisa mengakibatkan "gejala haus palsu" ini timbul.


Selain "Gejala Haus Palsu" juga didapatkan "Tanda Haus Palsu'. "Tanda Haus
Palsu', adalah gerakan dan tanda pada bayi yang sebenarnya tidak berhubungan
dengan rasa haus pada bayi tetapi dianggap bayi kurang minum. Tanda tersebut
diantaranya adalah "Reflek sucking" (bila disentuh pipi mulut mengikuti tangan
seperti ingin dihisap) yang berlebihan, lidah sering menjulur-julur, memasukkan
tangan ke mulut, timbul gerakan mengecap pada mulut bayi dan sebagainya. Tanda
tersebut bukan merupakan rasa haus, dapat dilihat setelah minum banyak tanda
tersebut masih sering dilakukan oleh bayi.


Pada keadaan "Gejala Haus Palsu" dan "Tanda Haus Palsu" biasanya bayi mengalami
"overfeeding". "Overfeeding" adalah bayi mendapatkan jumlah ASI melebihi
kebutuhan normal nutrisi pada bayi, sehingga berat badan bayi tampak meningkat
pesat. Biasanya berat badan bayi bertambah melebihi 750 gram dalam 2 minggu.


ASI eksklusif memenuhi kebutuhan nutrisi bayi

WHO, British Nutrition Foundation, ESPGAN (European Society for Pediatric
Gastroenterology and Nutrition), WHO (World Health Organization) dan FAO (Food
Agriculture Organization) merekomendasikan pemberian ASI selama enam bulan
pertama setelah kelahiran. Selama itu bayi tidak perlu mendapatkan makanan dan
minuman apa pun selain ASI. Secara alamiah, ASI diproduksi dalam jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan bayi. Informasi mengenai jumlah kebutuhan ASI diperoleh
melalui mekanisme pengosongan tempat penyimpanan ASI yang berada di bawah areola
(bagian payudara yang berwarna gelap). Sistem produksi ASI sedemikian teratur
dan sudah dipersiapkan sejak ibu dinyatakan hamil. Jadi sangat kecil kemungkinan
jumlah produksi ASI tidak sesuai dengan kebutuhan bayi.


Dalam berbagai penelitian menunjukkan bahwa ternyata ASI sudah bisa
mengenyangkan dan memenuhi nutrisi bayi. Kandungan ASI terdiri dari dua jenis
air susu, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk adalah ASI yang diproduksi pada
proses awal menyusui, diproduksi dalam jumlah banyak dan mengandung protein dan
laktosa, tapi kadar lemaknya rendah hanya 1-2 gram/dl atau sama dengan 1-2 gram
per 100 ml. Kadar air dalam foremilk cukup tinggi sehingga dapat memenuhi
kebutuhan cairan bayi. Jadi ia tidak akan merasa haus meski tidak diberi air
minum.


Hindmilk adalah air susu yang diproduksi pada akhir proses menyusui. Kadar
lemaknya cukup tinggi 3 kali dibandingkan foremilk tapi jumlahnya lebih sedikit.
Karena itu, warna jenis susu ibu ini lebih putih dibandingkan foremilk.
Tingginya jumlah lemak dalam hindmilk akan memenuhi kebutuhan kalori dan rasa
kenyang pada bayi.


Tanda ASI sudah cukup

Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa ASI cukup memadai. Diantaranya adalah
waktu menyusui tidak terlalu lama atau tidak lebih dari 30 menit. Dalam waktu
tersebut bayi sudah dapat mengisap foremilk dan hindmilk yang diproduksi. Bayi
yang mendapatkan ASI memadai umumnya lebih tenang, tidak rewel dan dapat tidur
pulas. Bayi yang mendapatkan ASI eksklusif dalam jumlah memadai biasanya tidak
terlalu sering menyusui. Umumnya jarak menyusui sekitar 2 - 3 jam, pada bayi
tertentu yang mempunyai kemampuan minum yang tidak banyak biasanya interval
tersebut menjadi lebih sering sekitar 11/2 - 2 jam. Bila kurang dalam waktu 11/2
jam sudah minta minum maka mungkin saja bayi bukan karena haus. Bila digendong
dan diayun bayi bisa tampak tenang maka ASI sudah cukup.


Tanda pasti bahwa ASI memadai dapat terlihat pada penambahan berat badan bayi
yang baik. Dalam keadaan normal usia 0 - 5 hari biasanya berat badan bayi akan
menurun. Setelah usia 10 hari bayi akan kembali seperti saat lahir. Setelah itu
setiap 2 minggu dalam bulan pertama sebaiknya bayi ditimbang, dalam keadaan ASI
cukup bila berat badan naik 500 gram dalam 2 minggu.


Pada bayi tertentu yang mempunyai resiko gagal tumbuh (failure to thrive)
biasanya pertambahan berat badan 400 gram dalam 2 minggu. Pada kasus ini belum
berarti menunjukkan ASI kurang. Bayi beresiko gagal tumbuh biasanya terjadi pada
bayi dengan gangguan saluran cerna (penyakit celiac dll), dan sebagian kecil
disebabkan karena gangguan metabolisme, endokrin, hormonal dan sebagainya. Ciri
khas bayi seperti ini adalah bila minum tidak lama dan lebih sering. Biasanya
tampak gangguan saluran cerna seperti sulit BAB, berak hijau dan anak sangat
aktif bergerak.


Penanganan

Bila didapatkan tanda dan gejala haus palsu tersebut, maka harus dipastikan
bahwa keadaan itu bukan karena haus. Bila setelah minum banyak kurang dari 11/2
jam kemudian bayi menangis coba gendong bayi dan timang-timang dulu. Bila
tangisan berkurang maka memang bayi memang bukan hendak minum. Jika masih rewel
maka harus dicermati apakah produksi ASI memang kurang. Bila dianggap produksi
ASI tidak memadai perlu dilakukan pendekatan untuk mencari penyebabnya, kalau
perlu dikonsultasikan ke dokter.


Imaturitas saluran cerna biasanya akan bertahap membaik di atas usia 3 - 6
bulan. Sebelum dalam keadaan membaik gejala alergi yang mungkin dianggap sebagai
penyebab harus diminimalkan. Penyebab alergi makanan yang sering terjadi adalah
pengaruh diet yang dikonsumsi ibu. Beberapa jenis makanan yang dikonsumsi ibu
dapat mempengatuhi bayi. Pada beberapa bayi, penghindaran makanan tertentu pada
diet ibu seperti kacang-kacangan, ikan laut dan buah-buahan tertentu ternyata
dapat meminimalkan keluhan. Penghindaran makanan yang bergizi tersebut harus
diganti makanan lainnya seperti kacang kedelai, ikan air tawar, ikan salmon,
apel, pepaya, wortel dan sebagainya sehingga kualiotas ASI tidak terganggu.


Pemantauan akan lebih baik kalau ibu juga mengalami gejala alergi pada kulit dan
saluran cerna. Bila ibu mengalami gangguan pada kulit berupa jerawat, kulit
timbul bintik atau gatal di tangan, kaki atau sekitar mulut. Dan, disertai
gangguan saluran cerna seperti nyeri perut, mual, kosntipasi atau diare maka
bayi yang disusui juga akan terjadi peningkatan gangguan

http://www.selectablog.com/ANAKINDONESIA/
taken from milis sehat.

9 comments:

  1. wahhhh thnx siti..tapi bayi ku minum ASI n Formula..soalnya umur 5 hari beratnya turun lebih dari 10 %

    ReplyDelete
  2. trus sekarang josh formulanya masih?setauku bbr(bayi baru lahir) pasti turun dulu kan skitar 10% dari bobotnya, bayi ku Malya turun juga say pas pulang dari Rs dan pas kontrol 5 hari, kesininya perkembangannya BB nya pesat bgt..Dan Miminya cuma ASI..

    ReplyDelete
  3. Iya Josh masih minum formula ampe skrg. Soalnya ASI ku kurang..lha wong kalo di peres aja cuma dikit dapatnya.
    Sayang banget sebenarnya, tapi coba ya besok aku abis nyusu in ..jangan kasih formula..dia masih lapar apa kgk.

    Yg waktu BB nya turun...Josh turun nya 14 %... wahhh ampe mau suster yg datang ke rumah ku phone RS ( dokter anak ) apakah Josh perlu di opname di rumah sakit. Untungggg nggak tuh tp dgn catatan dalam 24 jam harus naik BB nya..kalo kagak maka harus ke RS. Kasihan bayi ku harus minum formula juga.
    Juga kasihan kantong ku haa heee..formula mahal amat apalagi Josh pake yg soy..bukan yg susu sapi.

    Sun sayang tuk Malya..muachhhhhh

    ReplyDelete
  4. bayiku umur 5 bulan beratnya 6,1 kg dan masih asi eksklusif, aku merasa produksi asi-ku kurang karena bayiku rewel dan jarang tidur siang walaupun nyusu lama sekali, tapi bayiku kalo pipis banyak sekali (habis minum asi biasanya tak lama pipis). Apa ini menunjukan bahwa asiku kurang ya..?

    ReplyDelete
  5. Allhamdulillah amsih ASI..wah sebnetar lagi lulus dong yahtidak ada istilah ASI kurang bu, semua sudah didesain sedemukian rupa oleh Allah SWT, mengenal bayi rewel coba sambil diobservasi mungkin kepanasan, baju nya ketebelan, ato belum disendawakan...ayo semangat

    ReplyDelete
  6. ini dia ni, para bapak juga mesti tahu ni
    makasih mbak Nieza :)

    ReplyDelete
  7. Alhamdulillah ada bapak ASI atau calon Bapak ASI??
    sebaiknya memenag diketahui semua orang tidak hanya Ibu, Mama, Mertua tapi semua yang sadar ASI.. hehehe

    terima kasih sudah mampir
    jng lupa anaknya diberi ASI yah pak

    ReplyDelete
  8. Salam Hormat,

    Perkenalkan, saya Endy. Kebetulan saya menguasai sebuah teknik yang diberi nama SEFT (Singkatan dari Spiritual Emotional Freedom Technique). Teknik ini saya pelajari dari penemu dan pendiri SEFT, yaitu Ahmad Faiz Zainuddin. Beliau sekarang terus mengembangkan Teknik SEFT. Untuk itu ia mendirikan LoGOS Institute ( http://www.LoGOS.co.id ). Teknik ini mengklaim mampu mengatasi semua keluhan fobia dibawah ini (InsyaaLloh). Mulai takut Air – Hydrophobia,
    Takut Agama – Theologicophobia,
    Takut Alat Kelamin – Kolpophobia,
    Takut Aliran Udara – Aerophobia,
    Takut Alkohol – Methyphobia,
    Takut Alkohol – Potophobia,
    Takut Amnesia – Amnesiphobia,
    Takut Anggur – Oenophobia,
    Takut Angin – Ancraophobia,
    Takut Angka – Arithmophobia,
    Takut Angka 13 - Triskaidekaphobia,
    Takut Angka 8 – Octophobia,
    Takut Anjing – Cynophobia,
    Takut Anjing Laut – Lutraphobia,
    Takut Anus – Rectophobia,
    Takut Api – Arsonphobia,
    Takut Api – Pyrophobia,
    Takut Awan – Nephophobia,
    Takut Ayam – Alektorophobia,
    Takut Ayan – Hylephobia,
    Takut Badut – Coulrophobia,
    Takut Bahan Kimia - Chemophobia,
    Takut Bangunan Tinggi – Batophobia,
    Takut Banjir – Antlophobia,
    Takut Bapak Tiri – Vitricophobia,
    Takut Batu Nisan – Placophobia,
    Takut Bau Badan – Bromidrosiphobia,
    Takut Bau Bauan – Olfactophobia,
    Takut Bau Busuk – Autodysomophobia,
    Takut Bawa Mobil - Amaxophobia,
    Takut Bawang Putih – Alliumphobia,
    Takut Bayangan – Sciaphobia,
    Takut Bebas – Eleutherophobia,
    Takut Belanda – Dutchphobia,
    Takut Benang – Linonophobia,
    Takut Benda di Sebelah Kanan – Dextrophobia,
    Takut Benda di Sebelah Kiri – Levophobia,
    Takut Berantakan – Ataxophobia,
    Takut Berbicara – Laliophobia,
    Takut Bercinta – Malaxophobia,
    Takut Bercinta – Sarmassophobia,
    Takut Berdosa – Hamartophobia,
    Takut Berfikir – Phronemophobia,
    Takut Berita Baik – Euphobia,
    Takut Berjalan – Stasibasiphobia,
    Takut Berjanji – Enissophobia,
    Takut Berkotbah – Homilophobia,
    Takut Berlarut – Apeirophobia,
    Takut Bersenggama – Coitophobia,
    Takut Bertanggung Jawab – Hypegiaphobia,
    Takut Binatang – Zoophobia.
    Takut Binatang Liar – Agrizoophobia,
    Takut Binatang Melata – Herpetophobia,
    Takut Bintang – Astrophobia,
    Takut Bintang – Siderophobia,
    Takut Bintang Berekor – Cometophobia,
    Takut Bom Atom – Atomosophobia,
    Takut Boneka – Pediophobia,
    Takut Boneka Bersuara Perut – Automatonophobia,
    Takut Bosan – Xerophobia,
    Takut Botak – Phalacrophobia,
    Takut Buang Air Besar – Rhypophobia,
    Takut Buku – Bibliophobia,
    Takut Bulan – Selenophobia,
    Takut Bulu Ayam – Pteronophobia,
    Takut Bunga – Anthophobia,
    Takut Bunga Es – Pagophobia,
    Takut Bungkuk – Kyphophobia,
    Takut Burung – Ornithophobia,
    Takut Buta – Scotomaphobia,
    Takut Cabut Gigi – Odontophobia,
    Takut Cacing – Helminthophobia,
    Takut Cacing – Scoleciphobia,
    Takut Cacing Pita – Taeniophobia,
    Takut Cacing Pita Babi – Trichinophobia,
    Takut Cahaya – Photophobia,
    Takut Cahaya dari Utara – Auroraphobia,
    Takut Caplak – Phthiriophobia,
    Takut Cemburu – Zelophobia,
    Takut Cermin – Catoptrophobia,
    Takut Cina – Sinophobia,
    Takut Corak Baru - Cainophobia
    Takut Daerah Perbatasan – Claustrophobia,
    Takut Daging – Carnophobia,
    Takut Dagu – Geniophobia,
    Takut Danau – Limnophobia,
    Takut Darah – Hemaphobia,
    Takut Debu – Amathophobia,
    Takut Debu – Koniophobia,
    Takut Demam – Febriphobia,
    Takut Demam – Fibriophobia,
    Takut Demo – Daemonophobia,
    Takut dengan Seks – Erotophobia,
    Takut Dewa – Zeusophobia,
    Takut Di dalam Rumah – Oikophobia,
    Takut di Ejek – Katagelophobia,
    Takut di Hipnotis – Hynophobia,
    Takut Di pandang – Opthalmophobia,
    Takut Diabaikan – Athazagoraphobia,
    Takut Dibatasi – Merinthophobia,
    Takut Dibenci – Melophobia,
    Takut Dicekik – Pnigophobia,
    Takut Dicuri – Cleptophobia,
    Takut Dihukum – Mastigophobia,
    Takut Dihukum Berat – Rhabdophobia,
    Takut Dikubur Sendirian – Taphephobia,
    Takut Diluar Ruangan – Spacephobia,
    Takut Dingin – Cheimaphobia,
    Takut Dingin – Psychrophobia,
    Takut Dinilai Negatif – Socialphobia,
    Takut Diracun – Toxicophobia,
    Takut Dirampok – Harpaxophobia,
    Takut Disentuh – Aphenphosmphobia,
    Takut Disentuh - Chiraptophobia,
    Tak

    ReplyDelete
  9. hilang lah segera fobia ini!! hush hush

    ReplyDelete