Wednesday, May 30, 2007

KIAT BEPERGIAN JAUH DENGAN BAYI

Rating:★★★
Category:Other
Nah untuk yang ini...iseng hari ini ngebrowse soalnya besok jum'at kan long weekend rencananya mau bawa baby malya pergi keluar kota (ke Garut padahal hehehehe gaya yah kaya mau naek pesawat aja hhihihi..gpp nothing to loose kan jadi dapet ilmu baru) nah nemu deh artikel ini dan lagi lagi dari Nakita Online..Siapa tau bermanfaat...Jeng Mariena kayanya perlu deh hehehe udah mau mudik kann..

Perjalanan dengan pesawat, kereta api, dan kapal laut aman bagi bayi. Namun, ada syaratnya....

A gar perjalanan jauh terasa menyenangkan lakukan persiapan dengan matang. Anjuran ini ternyata tak sesederhana yang dibayangkan jika Anda melakukannya bersama bayi. Orangtua harus dapat mengantisipasi situasi selama perjalanan, antara lain dengan mengenali karakter kendaraan yang akan ditumpangi, apakah mobil pribadi, bus, pesawat, kereta api, atau kapal laut. Tidak ada yang ideal dari pilihan-pilihan alat transportasi itu karena semuanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Inilah yang dapat Anda lakukan supaya bayi tetap nyaman di perjalanan, seperti dipaparkan Dr. Iramaswaty Kamarul, Sp.A, dari Klinik Pela 9, Jakarta.

JIKA NAIK PESAWAT TERBANG
Jarak ratusan kilometer bisa ditempuh pesawat dengan beberapa menit. Itulah kelebihan utama pesawat dibanding angkutan lain. Inilah kiat nyaman di pesawat:
* Jagalah selalu kesehatan bayi . Sedapat mungkin penuhi jadwal imunisasi beberapa hari sebelum waktu keberangkatan. Kalau Anda tidak yakin dengan kondisi kesehatannya, lakukan pemeriksaan ke dokter.
* Hindari jadwal keberangkatan sibuk dan superpadat seperti waktu liburan atau akhir pekan.
* Selesaikan semua urusan sebelum naik pesawat, seperti menyiapkan makanan atau minuman buat si kecil dan mengganti popoknya yang sudah kotor. Bawalah bekal lebih untuk berjaga-jaga siapa tahu jadwal keberangkatan pesawat ditunda. Beruntunglah ibu yang memberikan ASI kepada bayi karena tak mesti repot menyiapkan susu di botol dan menjaga higienenya.
* Susui bayi atau beri ia apa pun yang aman untuk diisap, seperti empeng, sendok plastik, atau biskuit bayi saat pesawat lepas landas. Ini berguna untuk menyeimbangkan tekanan udara di telinganya. Alangkah baiknya jika telinga bayi disumbat dengan kapas bulat atau spons (biasanya disediakan pihak maskapai) selama perjalanan. Tindakan menyumbat telinga wajib dilakukan saat bayi sedang batuk atau pilek. Dalam kondisi itu, saluran di sekitar hidung dan telinga bayi mengalami pembengkakan, sehingga menyumbat saluran eustachius-nya. Tekanan udara yang berubah-ubah di pesawat membuat pembengkakan bertambah parah. Akibatnya, telinga bagian dalam terasa nyeri dan bayi gampang rewel akibat ketidaknyamanan ini. Dampak yang lebih buruk, gendang telinga bayi terancam pecah dan mengganggu sensitivitas pendengarannya.
* Jangan arahkan pengatur udara (AC) langsung ke tubuh bayi. Kecilkan jika aliran udara dirasa cukup besar. Jangan segan untuk meminta bantuan pramugari dan pramugara jika Anda tidak tahu cara melakukannya. Jika bayi terlihat kedinginan, pakaikan baju hangat, topi, kaus kaki, dan sarung tangan.
* Usaplah dengan lembut bagian punggungnya agar ia tenang jika deru pesawat membuat bayi rewel atau terbangun dari tidurnya. Mintalah tempat duduk di dekat jendela. Dengan cara itu, si kecil yang telah berusia 4 bulan ke atas bisa sesekali melihat pemandangan indah di bawah.
* Perhatikan standar penyelamatan dalam keadaan darurat . Perhatikan di mana pintu darurat, apa yang harus dilakukan jika tekanan udara di dalam kabin menjadi tidak normal, dan apa yang harus dilakukan jika pesawat mendarat darurat di laut. Patuhi semua aturan dan petunjuk perjalanan di pesawat. Selalu pakai sabuk keselamatan di saat lepas landas dan mendarat. Sebaiknya, pasang terus sabuk keselamatan untuk berjaga-jaga jika sewaktu-waktu pesawat turun atau naik secara drastis.
* Pastikan bayi berada di posisi yang aman dalam jangkauan Anda. Tidak perlu membawa kursi khusus atau keranjang bayi. Selain repot, boleh jadi kursi itu tidak bisa dipasang di kursi pesawat. Si kecil cukup didekap lembut atau berada di pangkuan. Lewat cara itu, bayi merasa lebih aman dan nyaman. Toh, perjalanan antarkota dengan pesawat tidak memakan waktu terlalu lama.
* Jaga kesehatan ibu dan ayah. Hati-hati jika ibu mudah mabuk udara karena akan sulit mengurus si kecil. Untuk meminimalkannya, mintalah tempat duduk di dekat tepi depan sayap. Posisi ini konon dapat mengurangi kemungkinan mabuk udara. Mintalah pasangan atau orang dewasa lain yang pergi bersama-sama untuk membantu menangani si kecil jika Anda mabuk selama perjalanan.

JIKA NAIK KERETA API
Tidak ada deru mesin mengganggu dan tekanan udara yang berubah-ubah seperti dalam kabin pesawat. Oleh karena itu, kereta api lebih nyaman buat bayi, termasuk bayi yang sedang batuk pilek. Inilah yang disarankan:
* Mintalah duduk di dekat jendela dan menghadap ke depan agar bayi bisa menikmati pemandangan indah dari pegunungan dan hamparan sawah yang dilewati. Ajaklah bayi berkomunikasi tentang hal-hal yang baru dilihatnya. Itulah salah satu kelebihan kereta api.
* Pesanlah tiket beberapa hari sebelumnya supaya dapat memilih tempat duduk paling nyaman dan aman. Dengan cara itu, Anda tak perlu repot-repot terjebak dalam antrean panjang demi mendapatkan karcis. Jangan pilih tempat duduk dekat pintu gerbong atau toilet, karena Anda dan bayi akan sering terganggu suara buka tutup pintu dan lalu lalang penumpang lain.
* Belilah tiket buat si bayi jika perjalanan dengan kereta makan waktu lama. Dengan demikian, kita bisa meletakkan keranjang bayi di kursinya. Ikat keranjang dengan sabuk keselamatan agar bayi tidak jatuh atau terguncang seandainya kereta direm. Cara ini menghindarkan Anda juga bayi dari rasa pegal karena dipangku dalam waktu lama.
* Usap-usap si kecil agar tetap tenang jika goncangan di kereta cukup mengganggu. Di dalam gerbong yang berpendingin, pakaikan bayi baju hangat bercelana panjang, topi, dan kaus kaki agar tetap nyaman.

JIKA NAIK KAPAL LAUT
Naik kapal laut sebenarnya lebih nyaman dan aman ketimbang pesawat atau kereta api. Si kecil bebas dari suara bising pesawat juga goncangan keras kereta dengan rel. Inilah kiat yang akan membuat naik kapal laut terasa lebih nyaman:
* Anda dan bayi bisa memilih kelas kabin (ruang privat). Mintalah kabin di tengah badan kapal sebab pada titik ini goyangan kapal paling tidak terasa.
* Sulap suasana kabin layaknya rumah. Tidak seperti di pesawat atau kereta api, beragam permainan bisa dilakukan di dalam kabin tanpa takut mengganggu orang lain. Ibu pun bisa lebih bebas berkreasi dan beraktivitas seperti mendongeng. Rutinitas bayi seperti makan, tidur, minum susu bisa dijalani tanpa ada masalah. Bayi juga lebih terisolasi demi menghindarkannya dari kontak dengan orang asing yang sedang sakit.
* Ajak bayi berjalan-jalan di sekitar kapal agar tidak cepat bosan di perjalanan.
* Pastikan ada orang dewasa lain yang menemani jika Anda gampang mabuk laut. Ingat, perjalanan dengan kapal laut memakan waktu berjam-jam bahkan berhari-hari. Selain itu, jika kehabisan karcis, si kecil pun harus tinggal bersama dengan banyak orang dalam satu ruangan. Tentu ini akan memudahkannya tertular penyakit.
Itulah mengapa, apa pun jenis transportasi yang dipilih, orangtua sebaiknya melakukan persiapan matang agar perjalanan jadi menyenangkan.

DI USIA BERAPA BAYI BOLEH DIAJAK BEPERGIAN JAUH?
Ira mengatakan seorang bayi boleh dan aman diajak bepergian sejak usia setengah bulan alias dua minggu. Pendapat ini mungkin "menentang arus", sebab beberapa ahli menyatakan usia aman untuk bayi bepergian adalah di atas dua bulan. Namun Ira memiliki argumen untuk itu. Salah satunya karena di usia dua minggu hampir semua organ tubuh bayi sudah terbentuk dengan baik. Termasuk saluran tube eustachius. Kematangan saluran yang menghubungkan hidung dan telinga ini sangat dibutuhkan bayi untuk beradaptasi menghadapi perubahan tekanan udara (terutama kala bepergian dengan pesawat). Karena jika belum matang, perubahan tekanan udara di pesawat bisa merusak indra pendengarannya.
Argumen lain, beberapa kelainan kongenital, seperti kelainan jantung atau paru-paru, sudah bisa dideteksi setelah bayi berusia dua minggu. Dengan demikian, dokter bisa memberikan penanganan yang tepat. Jadi Ira tidak melihat alasan mengapa bayi baru bisa bepergian lewat usia dua bulan. Dia pun menyodorkan bukti, banyak pasien ciliknya yang sehat-sehat saja kala bepergian ke luar kota dengan angkutan umum. "Dengan beberapa persiapan dan ditunjang kondisi fisik bayi yang sehat, tidak ada masalah bagi bayi bepergian."

RISIKO DAN KIAT MEMINIMALKAN

Namun demikian, memang ada risiko yang dihadapi bayi jika mengajaknya bepergian dengan transportasi umum, yaitu:
* Tertular penyakit, khususnya ISPA (infeksi saluran pernafasan atas) dari orang dewasa. Khususnya penyakit yang mudah menular, seperti batuk atau flu. Ini karena di angkutan umum, bayi akan bertemu dengan banyak orang. Oleh karenanya, usahakan bayi tidak bepergian kala sakit. Semua gangguan di perjalanan berisiko menyebabkan sakit bayi bertambah parah. Juga harus diingat, kondisi bayi yang sakit akan membuatnya lebih mudah tertular penyakit lain seperti diare. Tunggulah sampai kondisi bayi relatif stabil.

Pencegahan:
Berikan nutrisi terbaik untuk meningkatkan daya tahan tubuh bayi. Bayi berusia enam bulan ke bawah cukup diberi ASI eksklusif yang kaya akan zat kekebalan tubuh. Untuk bayi di atas 6 bulan, lengkapi dengan makanan semipadat dan padat yang bergizi cukup dan seimbang.

* Rewel karena bertemu orang, situasi, dan tempat asing . Boleh jadi situasi dan kondisi yang dialaminya tidak senyaman di rumah. Dampaknya bayi lebih mudah rewel karena rutinitasnya juga terganggu. Makan, minum, tidur, dan lain-lain harus dilakukan di atas kendaraan. Perjalanan panjang juga membuatnya lelah. Tentu ini akan menggerogoti ketahanan tubuhnya.

Pencegahan:
Agar kenyamanan bayi terjaga, lakukan persiapan perjalanan dengan matang. Susunlah perlengkapan keperluan bayi yang harus dibawa sedemikian rupa agar mudah digunakan di perjalanan. Jangan lupa bawa mainan yang dapat mengalihkan kerewelan bayi. Kreativitas orangtua juga dituntut untuk mengatasi semua hal yang tidak nyaman di perjalanan. Jika bayi rewel, gendonglah bayi sambil diayun-ayun, atau ajaklah jalan-jalan sebentar. Jika bayi merasa nyaman, maka semua rutinitasnya bisa dijalani dengan baik. Sedapat mungkin lakukan semua rutinitasnya di rumah, seperti mengganti pospak tiap beberapa jam, poop, memberi susu dan makanan/minuman lain. bermain, tidur siang, membersihkan badan, mendendangkan lagu dan sebagainya.

APA SAJA YANG PERLU DIBAWA?
1. Obat-obatan resep dokter
Obat bayi tidak mudah ditemui di pasaran bebas selain dari resep dokter. Mintalah resep atau obat cadangan yang sewaktu-waktu diperlukan seperti obat penurun panas. Ingat, pemberian obat-obatan pada bayi tidak boleh sembarangan karena dosis harus disesuaikan dengan berat badannya. Beri tahu juga berapa lama kita dan si kecil pergi, agar dokter tahu jumlah cadangan obat yang mesti disediakan.
Jangan lupa membawa buku riwayat kesehatan bayi. Seandainya ia mengalami masalah begitu tiba di tempat tujuan, dokter di sana bisa melakukan penanganan lebih tepat dan akurat berdasarkan riwayat perjalanan penyakit bayi, obat yang biasa dikonsumsi, alergi terhadap obat-obatan tertentu, dan lain-lain.

2. Makanan dan minuman
Jika bayi sudah berusia lewat 6 bulan dan mulai mendapatkan makanan pendamping ASI, maka banyaknya makanan dan minuman cadangan yang dibawa harus diseusaikan dengan lamanya perjalanan. Manfaatkan MPASI instan yang praktis penyajiannya, seperti bubur susu dan biskuit bayi. Bayi 6 bulan atau kurang cukup diberi ASI. Jika Anda menempuh perjalanan bersama si kecil dengan kapal selama sehari penuh atau beberapa hari, tentu bekal yang dibawa harus lebih banyak.

3. Perlengkapan makan dan minum
Setelah usai masa ASI eksklusif dan bayi mulai mendapat MPASI jangan lupa siapkan botol susu beberapa buah, termos kecil, wadah susu bubuk, juga berbagai perlengkapan makannya seperti piring, sendok, lap, dan gelas. Kalau saja Anda masih terus menyusui bayi hingga selewat usia 6 bulan, tentu tak perlu membawa botol dot kecuali untuk pemberian sari buah.

4. Pakaian dan mainan
Bawalah jaket, selimut, topi, dan kaus kaki bayi. Popok sekali pakai cadangan juga wajib dibawa, meski perjalanan memakan waktu tidak terlalu lama. Siapa tahu si kecil sering pipis atau bahkan poop sehingga perlu popok baru. Beberapa buku bergambar dan mainan bisa dibawa agar bayi dapat bermain di perjalanan.
Saeful Imam. Ilustrator: Pugoeh

Tuesday, May 29, 2007

katanya nih...NGOMPOL BIKIN CERDAS

Rating:★★★★★
Category:Other
artikel in taken from NAKITA online..secara ibu baru yang sibuk ga ada habisnya kasak kusuk cari info all abt Baby..hasilnya sebagian aku save sebagian (kaloa da waktu) aku posting disini...

Siapa tau bermanfaat...karena buat ku sangat hehehehe..

Sewaktu masih punya bayi (saat ini punya bayi ) sempat juga terpikir untuk menyingkirkan popok kain. Buat ibu yang masih belum fit setelah bersalin, popok sekali pakai untuk si kecil amatlah membantu. Cucian jadi tidak menumpuk terlalu tinggi, mengganti popok tak mesti dilakukan setiap kali si bayi pipis, dan kenyamanan tidur kita serta bayi pun nyaris tanpa gangguan.

Namun saya berpikir lagi soal biaya. Kalau dihitung-hitung, sayang juga uang ratusan ribu habis setiap bulan hanya untuk menampung kotoran si kecil. Ah, beginilah kalau seorang ibu berhitung anggaran belanja; kesimpulannya, popok kain jelas lebih ekonomis. Tapi saya berpikir lagi, kalau memang ada anggarannya mengapa tidak, ya? Saya capek bolak-balik mengganti popok bayi yang basah, apalagi di malam hari karena sepulang bekerja saya sudah lelah dan ngantuk sekali... belum lagi urusan nyuci dan nyetrika baju si kecil..., ya enggak apa-apa deh sebagian gaji saya dan suami habis untuk beli pospak. Yang penting kami dan si bayi sama-sama nyaman.

Untungnya, kesimpulan itu tidak membuat saya berhenti berpikir soal dampak pemakaian pospak 24 jam. Rasanya ada yang kurang kalau bayi tidak kenal popok kain sama sekali. Seperti ada yang hilang dari dunianya yang serbabaru. Tapi apakah yang hilang itu? Saya mencoba mencari jawaban. Lalu saya sampai pada sebuah pertanyaan, "Apa jadinya kalau bayi tidak pernah sadar dirinya ngompol?"

KESEMPATAN BELAJAR

Benar saja, seorang psikolog perkembangan yang saya temui mengatakan, kalau bayi tidak merasa mengompol karena selalu pakai pospak, ia jadi kehilangan kesempatan belajar kenal tanda-tanda mau buang air kecil (BAK) dan keinginan untuk mengendalikannya hingga tiba di tempat yang semestinya, yakni toilet.

Kita sama-sama tahu, bayi mungil belum memiliki kemampuan mengontrol pembuangannya, baik pipis maupun pup. Kemampuan mengontrol buang air besar (BAB), rata-rata dimulai pada usia 6 bulan. Sedangkan kemampuan mengontrol BAK berkisar antara 15-16 bulan. Umumnya bayi yang berusia kurang dari 6 bulan akan BAK setiap 1-2 jam sekali. Memasuki usia 6 bulan ke atas, frekuensi tersebut mulai berkurang.

Sayangnya, tak semua orangtua menyadari bahwa mengompol pada bayi memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembangnya kelak. Tak perlu khawatir bahwa mengompol akan mengganggu tidur si bayi, karena umumnya setelah diganti popok dan alasnya, ia akan tertidur kembali.

Memang, tidur berpengaruh pada perkembangan fisik dan otak bayi. Pada masa tidur itulah tubuhnya aktif memperbaiki sel-sel otak yang rusak dan memproduksi sekitar 75% hormon pertumbuhan. Namun patut diingat, umumnya bayi tidak memiliki masalah tidur, ia bisa cepat tertidur pulas kembali setelah ngompol.

RASA PERCAYA

Apa saja yang dipelajari bayi ketika popok atau celananya basah? Karena merasa tidak nyaman, tentu si bayi menangis mengungkapkan perasaannya. Eh ternyata tangisannya membuat orang-orang memberikan respons yang baik, yakni membersihkan dan mengeringkan kulitnya, mengganti popoknya yang basah, dan menukar alas tempat tidurnya dengan yang wangi. Alhasil, tumbuh kepercayaan dalam diri bayi bahwa ia disayang dan diterima oleh lingkungan. Terbukti, orang-orang yang ada di sekitarnya selalu bersedia membantu dan membuatnya merasa nyaman. Nah, stimulasi inilah yang mampu menumbuhkan rasa percaya dalam dirinya kelak.

Selanjutnya rasa percaya ini akan berkaitan dengan kemampuan dirinya dalam mengendalikan "dunia". Maksudnya, setelah besar, ia akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan mana pun karena dirinya memiliki pengalaman yang menyenangkan semasa bayi, yakni diterima dan disayangi. Niscaya ia pun akan berusaha menerima orang lain dan menyesuaikan diri di mana pun berada.

LEBIH PEKA

Selain menumbuhkan rasa percaya terhadap orang lain, dengan mengompol bayi juga mengembangkan kemampuannya memahami sesuatu. Persepsi pertama si bayi diperoleh melalui penjelasan sensorik; bayi memandang, meraba, mencium bau, dan mengecap semua objek yang dapat dijangkaunya.

Demikian pula dengan mengompol, saat air kencing mem-basahi popoknya, ia akan memusatkan perhatiannya pada air yang membasahi popoknya. Kulit di sekitar paha dan kelaminnya merasakan bahwa air kencing yang dikeluarkan terasa hangat kemudian dingin, selanjutnya terasa basah dan tidak nyaman.

Serangkaian tahapan mengom-pol itu mengajarkan kepada si bayi untuk menafsirkan pengalaman yang baru dialaminya. Basah di wilayah kemaluan dan paha rasanya sangat tidak nyaman. Si bayi lalu menunjukkan ketidaknyamanan itu dengan mengangkat kakinya atau menangis, dan tentunya akan mendapat tanggapan dari orang-orang yang ada di sekitarnya dengan mengganti popok yang dipakainya.

Bayi memulai kehidupan tanpa mengerti segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Bayi memperoleh pengertian mengenai apa yang diamatinya melalui pengalaman dan ini juga bergantung pada tingkat kecerdasan si bayi. Melalui pengalaman mengompol itulah, bayi belajar tentang konsep basah, hangat, dan tidak nyaman. Pada saat inilah kepekaan bayi terasah, yang selanjutnya dinyatakan dalam sebuah reaksi yakni mengangkat kakinya atau menangis. Secara tak langsung pula bayi sudah mempelajari sebuah hubungan sebab akibat; bila ia mengompol, agar popok atau celananya diganti maka ia harus menangis untuk mencari per-hatian orang-orang di sekitarnya.

CERDAS EMOSI

Kegiatan mengompol juga dapat menjadi sarana mengembangkan atau menumbuhkan kecerdasan emosi bayi. Ini dapat terjadi bila ada interaksi dengan lingkungan. Maksudnya, saat bayi mengompol, hendaknya kita juga memberikan reaksi berupa ajakan bercakap-cakap. Misal, "Oh, Adek ngompol ya. Ndak enak ya Dek kalau basah. Ayo, Mama ganti dulu popoknya." Dengan begitu, bayi makin paham bahwa memang basah itu tidak enak dari reaksi yang kita katakan berikut tindakan mengganti popoknya.

Sebaliknya, tujuan mengem-bangkan atau menumbuhkan kecerdasan emosi ini tidak akan tercapai bila si bayi tidak mendapatkan reaksi dari orang-orang di sekitarnya. Umpama, tetap di-biarkan basah dan tidak digantikan popoknya, sehingga si bayi menganggap kegiatan mengompol yang baru dialaminya sebagai sesuatu yang biasa saja.

Nah, itulah penjelasan yang membuat saya yakin, bahwa popok dan celana kain ternyata tak perlu disingkirkan. Di rumah, saya tetap memberi kesempatan kepada si kecil untuk ngompol. Barulah kala bepergian dengan-nya, seperti ke dokter atau di perjalanan menuju ke rumah eyangnya, saya mengandalkan si penolong yang praktis: tisu basah dan popok sekali pakai yang antibocor. Sesekali pakai pospak tidak mengapa, kok. Toh, itu tidak menghilangkan kesempatannya belajar dari si ompol. Yang jelas saya jadi lega, ter-nyata kerepotan bolak-balik ganti popok ada gunanya.

GANGGU TIDUR?

Selama tahun pertama, kebutuhan akan tidur malam pada bayi rata-rata meningkat dari 8 1/2 jam pada 3 minggu pertama menjadi 10 jam pada 12 minggu pertama dan selanjutnya tetap konstan selama sisa tahun tersebut. Seperti yang dikutip dari Psikologi Perkembangan karya Elizabeth B. Hurlock, sepanjang tahun pertama, siklus bangun-tidur selama kira-kira satu jam terjadi baik pada waktu tidur siang maupun malam, dengan tidur lelap hanya kira-kira 23 menit. Jadi, mengganti popok dan membersihkan alas tidur yang hanya memakan waktu 5-10 menit tidak akan mengganggu kualitas tidur bayi.

Utami Sri Rahayu. Ilustrator: Pugoeh
Konsultan Ahli:
Rahmita P. Soendjojo, PSi.,
konsultan psikologi perkembangan

Friday, May 25, 2007

Punten Nitip ASI Perah....

Pagi - pagi udah jadi rutinitas ku nyiapin susu -baca ASI Perah- buaat sapa lagi kalo bukan buat sang baby tercinta yah iyah lah..masa buat swami seh hehehee..
mulai dgn ritual buka kulkas, nyusun dari tanggal paling lama diperah ga lupa juga rutin ngecek frezer liat STOCK ASI. Yang terjadi pas buka frezer pagi ini waahh ko kantung2 ASIP ga beku yah..yang aku temukan satu kantung yg ga beku yg lainnya masih beku dan ketimbun bunga es yang lumayan parah..waduh Ciloko!!! aku buru2 bilang ke swami ..dia nyaranin buat abisin smua STOCK susu sambil kulkas di benerin..wahhh masa iyah babyku bisa ngabisin berkantong2 gitu masing2 tiap kantongnya 200ml itu semua ada 7 kantong waduhh kita aja yg udah gede mana bisa ngabisin segitu bnyak..sehari  pula paadhal stok hari ini udah ada pula dibesokin kan weekend..gimanaaa dong!!!
yah udah aku keukeuh akhirnya..aku kluarin tuh smua STOCK ASIP dan bersihin bunga esnya masukin ke kontainer plastik tutup rapat..trus ngjak pengasuh dan baby ke rumah Ibu RT hehehe...ngapain coba yah itu mo nitipin ASIP hihihihi malu maluin..halah biarin Demi! kenpa bu RT?..yah kebetulan aja orang yang lumayan deket sama keluarga kita dan udah bisa kita repotin hihihi ya Ibu RT itu hehehe..Nuhunnn BU..kita dateng pagi2 bawa2 kotak bukan mau ngirim makanan tapi malah mo repotin ..hihihi ..tar ibu ditulis deh dalam list orang2 yg mendukung program ASI eksl..hihihi...

Tuesday, May 22, 2007

Resiko Pemberian MPASI Terlalu Dini

Rating:★★★★★
Category:Other
Sebagai ibu baru yang lagi gencar terusss belajar dan cari ilmu ttg smua yg terbaik untuk babyku..salah satunya ini nih artikel ttg MPasi (yg jadi PR buat dipelajari, meski malyaku belum dapet MPasi) ...sapa tau bermanfaat...

(Dirangkum & ditulis bebas oleh Luluk Lely Soraya I,26 March 2005)

Banyak sekali pertanyaan dan kritik yang timbul mengenai pemberian
Makanan Pendamping ASI (MPASI) di usia < 6 bl. Bahkan banyak dari kita
tidak pernah tahu mengapa WHO & IDAI mengeluarkan statement bahwa ASI
eksklusif (ASI saja tanpa tambahan apapun bahkan air putih sekalipun)
diberikan pada 6 bl pertama kehidupan seorg anak. Kemudian setelah umur 6
bulan anak baru mulai mendapatkan MPASI berupa bubur susu, nasi tim, buah, dsb.

Alasan menunda pemberian MPASI

Mengapa harus menunda memberikan MPASI pada anak
sampai ia berumur 6 bl ?!
Kalo jaman dulu (baca : sebelum diberlakukan ASI eksklusif 6 bl) umur 4 bl
aja dikasih makan bahkan ada yg umur 1 bl. Dan banyak yang berpendapat
gak ada masalah apa-apa tuh dg anaknya.

Satu hal yg perlu diketahui bersama bahwa jaman terus berubah. Demikian
juga dengan ilmu & teknologi. Ilmu medis juga terus berkembang dan
berubah berdasarkan riset2 yg terus dilakukan oleh para
peneliti. Sekitar lebih dari 5th yg lalu, MPASI disarankan diperkenalkan pada
anak saat ia berusia 4 bl. Tetapi kemudian beberapa penelitian tahun2
terakhir menghasilkan banyak hal sehingga MPASI sebaiknya diberikan >6bl.

Mengapa umur 6 bl adalah saat terbaik anak mulai diberikan MPASI ?!

1. Pemberian makan setelah bayi berumur 6 bulan memberikan perlindungan
ekstra & besar dari berbagai penyakit.

Hal ini disebabkan sistem imun bayi < 6 bl belum sempurna. Pemberian
MPASI dini sama saja dg membuka pintu gerbang masuknay
berbagai jenis kuman. Belum lagi jika tidak disajikan higienis. Hasil riset
terakhir dari peneliti di Indonesia menunjukkan bahwa bayi yg mendapatkan MPASI
sebelum ia berumur 6 bl, lebih banyak terserang diare,
sembelit, batuk-pilek, dan panas dibandingkan bayi yg hanya mendapatkan ASI
eksklusif. Belum lagi penelitian dari badan kesehatan dunia lainnya.

2. Saat bayi berumur 6 bl keatas, sistem pencernaannya sudah relatif
sempurna dan siap menerima MPASI.

Beberapa enzim pemecah protein spt asam lambung, pepsin, lipase, enzim
amilase, dsb baru akan diproduksi sempurna pada saat ia berumur 6 bl.

3. Mengurangi resiko terkena alergi akibat pada makanan Saat bayi berumur < 6 bl, sel2 di sekitar usus belum
siap utk kandungan dari makanan. Sehingga makanan yg masuk dapat
menyebabkan reaksi imun dan terjadi alergi.

4. Menunda pemberian MPASI hingga 6 bl melindungi bayi dari obesitas di
kemudian hari. Proses pemecahan sari2 makanan yg belum sempurna.

Pada beberapa kasus yg ekstrem ada juga yg perlu tindakan bedah akibat
pemberian MPASi terlalu dini. Dan banyak sekali alasan lainnya mengapa
MPASI baru boleh diperkenalkan pada anak setelah ia berumur 6 bl.

Masih banyak yg mengenalkan MPASI < 6 bl

Kalo begitu kenapa masih banyak orangtua yg telah memberikan MPASI ke
anaknya sebelum berumur 6 bl ? Banyak sekali alasan kenapa ortu
memberikan MPASI < 6 bl. Umumnya banyak ibu yg beranggapan kalo anaknya
kelaparan dan akan tidur nyenyak jika diberi makan.
Meski gak ada relevansinya banyak yg beranggapan ini benar. Kenapa ?
Karena belum sempurna, sistem pencernaannya harus bekerja lebih
keras utk mengolah & memecah makanan. Kadang anak yg menangis terus
dianggap sbg anak gak kenyang. Padahal menangis bukan semata2 tanda ia
lapar.

Belum lagi masih banyak anggapan di masyarakat kita spt ortu terdahulu
bahwa anak saya gak papa tuh dikasih makan pisang pas kita umur 2 bl.
Malah sekrg jadi orang.

Alasan lainnya juga bisa jadi juga tekanan dari lingkungan dan gak ada
dukungan spt alasan di atas. Dan gencarnya promosi produsen makanan
bayi yg belum mengindahkan ASI eksklusif 6 bl.

Aturan MPASI setelah 6 bulan : Karena < 6 bl mengandung resiko

Sekali lagi tidak mungkin ada saran dari WHO & IDAI jika tidak
dilakukan penelitian panjang. Lagipula tiap anak itu beda. Bisa
jadi gak jadi masalah utk kita tapi belum tentu utk yg lain.
Misalkan, ilustrasinya sama spt aturan cuci tangan sebelum makan. Ada
anak yg dia tidak terbiasa cuci tangan sebelum makan. Padahal ia baru
bermain2 dengan tanah dsb. Tapi ia tidak apa2. Sedangkan satu waktu
atau di anak yg lain, begitu ia melakukan hal tsb ia langsung mengalami
gangguan pencernaan karena kotoran yg masuk ke makanan melalui
tangannya. Demikian juga dengan pemberian MPASI pada anak terlalu
dini. Banyak yang merasa "anak saya gak masalah tuh saya kasih makan
dari umur 3 bulan". Sehingga hal tsb menjadi "excuse" atau alasan utk
tidak mengikuti aturan yg berlaku. Padahal aturan tsb dibuat karena ada
resiko sendiri. Lagipula penelitan ttg hal ini terus berlanjut. Saat ini
mungkin pengetahuan dan hasil riset yg ada masih terbatas dan "kurang" bagi
beberapa kalangan. Tapi di kemudian hari kita tidak tahu. Ilmu terus
berkembang.

Dan satu hal yg penting. Aturan agar menunda memberikan MPASi pada
anak < 6 bulan bukan hanya berlaku utk bayi yg mendapatkan
ASI eksklusif. Tetapi Juga bagi bayi yg tidak mendapatkan ASI (susu formula
atau mixed).

Semuanya akan kembali kepada ayah & ibu. Jika kita tahu ada resiko
dibalik pemberian MPASI < 6 bl, maka mengapa tidak kita menundanya. Apalagi
banyak sekali penelitian & kasus yang mendukung hal tsb.

Apapun keputusan ibu & ayah, apakah mau memberikan MPASi < 6 bl ataupun >
6bl, alangkah baiknya dipertimbangkan dg baik untung ruginya bagi anak,
bukan bagi orang tuanya. Sehingga keputusan yg diambil adalah yg terbaik utk sang anak.

Sumber :

• Solid Food in Early Infancy increases risk of Eczema, from original
source : Fergusson DM et al Early solid feeding and recurrent childhood
eczema: a 10-year longitudinal study Pediatrics 1990 Oct;
86:541-546.[Medline abstract][Download citation]

• World Health Organization (WHO). Infant Feeding Guidelines. 2003.
Information for Health Professionals on Infant Feeding.
www.who.int/health_topics/breastfeeding/en/

• World Health Organization (WHO). 2003. Global Strategy for Infant and
Young Child Feeding. www.who.int

• Artikel : Stop MPASI terlalu dini. Majalah Ayahbunda Edisi/No.01 Januari 2005

• World Health Organization (WHO). Complementary feeding. Report of the
global consultation. Summary of guiding principles. Geneva, 10-13 December
2001. www.who.int

• Artikel : Why Delay Solids?
http://www.kellymom.com/nutrition/solids/delay-solids.html

• The introduction of solids in relation to asthma and
eczema. A Zutavern, E von Mutius, J Harris, P Mills, S Moffatt, C White and P
Cullinan.
http://adc.bmjjournals.com/cgi/content/abstract/89/4/303

• AAP. 1990. Early solid feeding and recurrent childhood eczema: a
10-year longitudinal study. DM Fergusson, LJ Horwood and FT
Shannon.
http://pediatrics.aappublications.org/cgi/content/abstract/86/4/541

• NCBI. Protective nutrients and bacterial colonization in the immature
human gut. Dai D, Walker WA.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?
cmd=Retrieve&db=PubMed&list_uids=1\
0645469&dopt=Abstract

• Relation between early introduction of solid food to
infants and their weight and illnesses during the first two years of
life. Forsyth JS, Ogston SA, Clark A, Florey CD, Howie PW. Dept of Child
Health, Ninewells Hospital and Medical School, Dundee.
---

Wednesday, May 9, 2007

Malya ku udah 4 Bulan

4 Bulan lalu tepat jam seginian aku lagi berjuang melahirkan Baby Malya, Ga terasa hari ini udah 4 bulan usia babyku..dan ga berasa juga kalo Malya 2 bulan lagi bakalan lulus ASI ekslusif (bisa lulus ga yah?!mudah mudahan lancar yah nak)padahal rasanya baruu aja kmaren bawa bawa genderang  ihh time moving soo fast yah ga sabar bgt deh liat malya merangkak, tumbuh gigi , bisa ngomong, bisa jalan bisa lari ...hehhehee  

Alhamdulillah kami bersyukur atas segala nikmat dari Mu Ya Allah...Semoga Allah SWT senantiasa memberi kemudahan bagi kami dalam membesarkan amanahMU ini, Semoga Malya ku tumbuh menjadi anak yg shalihah, sehat dan cerdas dan
Jadikan kami orang tua yg bisa menjadi teladan yg baik bagi anak - anak kami kelak..Amien..

We Love U Malya..

Tuesday, May 8, 2007

Lomba Bayi ASI ekslusif

Start:     May 13, '07 09:00a
End:     May 13, '07 11:00a
Location:     K3 RS Boromeous Bandung
Hari ini aku dan baby Malya mau ikutan event Lomba Bayi ASI ekslusif meski baru 4 bulan aku semangat bgt ..ga ada harapan yg muluk muluk sih, ini cuma bagian dari perjuangan ku yang mau kasih ASI ekslusif mudah2 an dgn ikut dan berkumpul dgn yang punya kesamaan tujuan..membuat produksi ASI ku makin banyak dan lancar..amien

Artikel wawancara dengan pakar ASI

Rating:★★★★★
Category:Other
Siapa tau berguna buat yang lain..aku share yah ..taken from asiforbaby, Being Mom ...dan koran tempo

Koran Tempo, Minggu 8 Mei 2007

Dr. Utami Roesli, SpA, MBA, CIMI, IBLCC, Dokter Anak Aktivis ASI :
Selama Ini Kita Menzalimi Bayi

Perempuan berkemeja merah menyala itu berjalan tergesa. Jas dokternya melambai mengimbangi langkahnya menuju ruang praktek di kamar nomor 25. Rabu pagi pekan silam itu, ruang tunggu Ruang Rawat Jalan Rumah Sakit Sint Carolus sudah dipenuhi pasien. Sesekali terdengar celoteh dan tangis para bocah yang pagi itu hendak berobat kepada sang dokter.
Pagi Utami Roesli, dokter spesialis anak yang sepuluh tahun belakangan giat
mengkampanyekan pemberian air susu ibu eksklusif kepada bayi, dibuka dengan
kesibukan luar biasa. Ia harus melayani pasien kecil dan orang tua mereka,
menerima tamu¯untuk kepentingan medis atau wawancara¯dan tugas lain sebagai Ketua Sentra Laktasi Indonesia. Setelah itu, cucu sastrawan besar Marah Roesli ini bergerak layaknya putaran jarum jam.
Dalam sepekan, harinya dhabiskan di luar Jakarta. "Paling sering ke daerah untuk memberi penyuluhan tentang ASI." Ia juga acap terbang ke macanegara untuk bertemu dengan koleganya sesama penggerak ASI.
Setahun belakangan, kesibukannya kian bertambah dengan munculnya banyak temuan baru tentang pemberian ASI kepada bayi yang baru lahir. Dengan energi yang seolah tiada habis, ia terbang kian-kemari mengmpulkan bukti empiris,
menghubungi para koleganya di berbagai negara, dan mengusung temuan-temuan itu kepada masyarakat. "Macam-macam sambutannya."
Salah satu temuan yang kini tengah giat dikampanyekan para dokter di Eropa dan Amerika adalah mengenalkan ASI kepada bayi di menit pertama kelahirannya.
Inisiasi dini, begitu para ahli menyebutnya. Temuan ini mementahkan teori
puluhan tahun bahwa bayi tidak mampu dan tidak butuh menyusu pada menit-menit awal kelahirannya. Utami yakin, jika inisiasi dini didukung oleh semua tenaga kesehatan, kematian 21 ribu bayi sebelum usia 28 hari di Indonesia tak akan terjadi.
Setelah menyapa para pasiennya, yang sudah menunggu, penulis buku laris tentang terapi pijat bayi ini menerima Budi Saiful Hadi, Nurdin Kalim, Angela Dewi, serta fotografer Yosep Arkian dari Tempo di ruang prakteknya yang dipenuhi poster tentang kampanye ASI. Diselingi dering telpon di mejanya dan dari dua telepon selulernya serta pertanyaan suster yang membantunya, kakak kandung musisi Harry Roesli ini berksah panjang tentang inisiasi dini dan perjuangannya "melawan" pemberian susu formula kepada bayi dibawah usia 6 bulan. Nada suaranya bersemangat. Dengan ramah dan acap diselingi tawa, ia menjawab setiappertanyaan. Berikut ini petikannya.

Bagaimana ceritanya temuan inisiasi dini ini ?
Ceritanya, sekelompok scientist dari Inggris yang tergabung dalam Departement
for International Development melakukan penelitian terhadap 10.946 bayi sejak
2004. Pada 30 Maret 2006, mereka menemukan bahwa bayi normal yang langsung diletakkan di dada ibunya minimal 30 menit, pada usia 20 menit dia akan merangkak sendiri ke payudara ibunya. Pada usia 50 menit, dengan susah payah merangkak, dia akan menemukan puting susu ibunya dan menyusu.

Refleks saja seperti mamalia?
Betul! Kenapa kalau kita melhat hewan mamalia langsung menyusu ke ibunya ketika lahir tidak aneh, tapi kalau terjadi pada manusia merasa aneh? Karena
ketidaktahuan kita tentang ASI, itu mengganggu proses kehidupan. Sebab, begitu lahir, langsung dipisahkan dengan ibunya. Selama ini kita kan sudah menzalimi bayi. Kalau seekor anak macan, ketika lahir tidak mendapatkan sumber kehidupannya, dia akan mati.

Ini berlawanan dengan paradigma yang sudah kita kenal selama ini?
Ya. Biasanya, di keluarga kita, pada waktu lahir, tali pusar dipotong, kemudian
dipisahkan dari ibunya untuk ditmbang, dicap, dibersihkan, baru kemudian
dikembalikan lagi kepada ibunya.
Seharusnya, begitu bayi lahir, ketika sudah kering langsung diletakkan di perut
ibunya. Pada usia 20 menit, tak mudah memang bagi dia untuk merangkak, tapi
ternyata secara refleks itu bisa.
Biarkan di dada ibu menimal setengah jam. Sampai dia minum sendiri. Kalau belum juga minum, biarkan dia mencari sendiri sampai satu jam. Nggak gampang, tapi dia berhasil akhirnya. Insting dan dibimbing oleh smell.

Bukankah pada umumnya bayi yang baru lahir tidak butuh menyusu dan pada jam-jam awal ASI memang belum keluar?
Keluar atau tidaknya air susu ibunya pada waktu itu bukan masalah. Tapi berikan
kesempatan bagi dia untuk mulai menyusu sendiri.

Ini temuan yang benar-benar baru?
Tidak juga. Sebenarnya pada tahun 1990 sudah ada penelitian tentang ini, tapi
tidak terdengar gaungnya. Sampai ada ahli yang meneliti dan sudah dicba di
negara-negara Skandinavia. Lalu saya diberi kesempatan membuat model dengan bayi Indonesia. Kami menggunakan bayi di Bantul, Yogyakarta, ang dibantu kelahirannya oleh bidan yang sederhana. Dan ternyata telah kami buktikan itu.

Bagaimana penerimaan bidan di Sint Carolus?
Pada awalnya tidak begitu mudah, tapi kebetulan kami diberi kepercayaan oleh
UNICEF untuk melatih 600 kader. Saya bahkan sudah melakukan kepada cucu sayayang
pertama. Pada saat itu pula saya menyaksikan seorang ayah yang mengumandangkan azan di dada ibunya. Aduh, rasanya takjub...
( Utami kemudian menunjukkan potongan gambar video di laptop ASUS-nya. Di video itu, Raffa sang cucu yang baru lahir, dalam keadaaan telanjang merangkak dengan susah payah hingga menemukan puting sang ibu dan mulai menyusui).

Bayinya tidak kedinginan, ya?
Dada ibu yang melahirkan 1 derajat lebih panas daripada dada ibu-ibu yang tidak
melahirkan. Kalau bayi kedinginan, dia akan otomatis neik 2 derajat Celsius.
Tapi kalau si bayi kepanasan, turun 1 derajat Celsius. Jadi, jauh lebih bagus
daripada tabung yang biasa dipergunakan untuk meyimpan bayi pada saat lahir.

Anda juga akan menerapkan inisiasi dini pada bayi Tiara?
Jika Tiara tidak keberatan, saya juga ingin melakukan hal yang sama. Nanti
rencananya video Tiara ini akan dibawa ke daerah. Supaya orang-orang desa bisa melihat, oh...orang kota juga menyusui bayinya.
(Tiara Lestari, yang berprofesi sebagai model, adalah menantu kedua Utami
Roesli. Ia tengah menanti kelahiran bayi pertamanya).

Apa sih manfaat utamanya jika inisiasi ini diterapkan?
Begini, bayi yang diberi kesempatan menyusui dini, akan lebih besar kemungkinan berhasil menyusu eksklusif hingga usia 6 bulan. Jumlahnya bisa mencapai 59 persen. Tapi masih sedikit orang yang berbicara. Baru ada gongnya pada 2006 itu.

Sudah dipublikasikan disini?
Secara luas belum. Saya ini apalah, tidak mungkin menguasai seluruhnya. Tapi
setidaknya di kalangan komunitas Sentra Laktasi Indonesia sudah dikenalkan soal itu sampai ke daerah tempat saya memberi pelatihan. Kami gencarkan pada pekan ASI Dunia, 1-7 Agustus nanti. Di Banda Aceh, saya sounding melalu agama, melalui
Al-Qur'an. Sebab, lebih efektif, meski tetap saja kalah oleh promosi-promosi
susu formula.

Sudah mengantisipasi penolakan dari kalangan medis dan orang tua mengingat ini
merubah paradigma?
Terus terang saja, ini bukan ide saya. The world has been done this. Cuma, saya
yang pertama menerima informasi ini. Sangat disayangkan jika orang tidak banyak
tahu soal ini. Indonesia sebenarnya tidak sendiri. Dari 190 negara di dunia,
hanya 33 negara yang tahu inisiasi menyusui dini yang benar. Di dunia, dalam
setahun 4 juta (bayi) yang meninggal. Andaikata semua tenaga kesehatan atau
penolong bayi memberi kesempatan menyusui dini, 1 juta bayi di dunia ini
terselamatkan.

Apakah ini juga berlaku bagi bayi yang tidak normal?
Berapa persen sib bayi yang lahir dengan berat rendah? Itu presentasenya kecil.
Kenapa kita tidak mengkonsentrasikan diri pada jumlah yang besar saja ? Pada
bayi yang (lahir) caesar pun bisa dilakukan. Tapi memang teorinya 50 persen yang
akan berhasil, hanya ibunya harus percaya diri. Dan sang ayah juga harus tahu.

Berarti harus ada posisi tawar yang kuat pada orang tua untuk meminta tenaga
kesehatan melakukan inisiasi dini pada bayi?
Kalau s ibu sudah tersadarkan dan meminta itu, si bidan pasti akan mencari tahu
bagaimana sih inisiasi menyusui dini yang benar? Di Indonesia, disangkanya
inisiasi dini menyusui seperti ini : setelah dibersihkan dan dibedong lalu
diberikan kepada ibunya. Saya pun masih melakukannya sebelum satu tahun lalu.

Obat bius tidak terpengaruh?
Kenapa bicara itu, prematur, kenapa tidak bicara yang lebih besar? Dan dengan
ini pun kita meng-encorage- jangan ada obat-obatan.

Paradigma yang "biasa" itu kan sudah lama, berarti ada kesalahan dong selama
ini?
Sebenarnya, masalahnya who owned sekarang, proses penyadaran para ahli kebidanan
dan penolong kelahiran bayi, karena dokter anak pada saat kelahiran itu jarang
dipanggil. Tapi kenapa nggak kita yang sadar duluan? Tapi alhamdulillah,
beberapa waktu yang lalu saya berbicara di Tangerang dengan para bidan. Mereka
betul-betul terpukau karena ketidaktahuan, jadi tidak benar-benar karena
kesengajaan kesalahan. Karena informasi yang belum sampai saja. Kita nggak
pernah terpikir bahwa bayi berumur 20 menit bisa menyusu sendiri.

Ini perang terang-terangan terhadap susu formula? Kan sekarang masih terjadi
rumah sakit memberi susu formula di hari-hari pertama kelahiran bayi karena ASI
yang belum keluar dan bayi yang tidak bisa meyusui?
Tidak hanya di Indonesia, di Amerika saja kuat promosi susu formula. Karena
mereka orang kaya, siapa tidak mau? Tapi itu karena mereka tidak tahu. Pernah
seorang bidan sampai menangis mengetahui ini. Dia mengembailkan susu formula.
Ini yang kita inginkan. Selain kesehatan, yang ingin kami kerjakan adalah
knocking nurani.

Selama ini kesannya kan sudah memasyarakat, telanjur pakai susu formula?
Tidak ada telanjur, karena itu kita harus mencoba agar tidak telanjur. Di
Skandinavia, Kanada, Finlandia, dan Swiss, tidak ada cuti ibu atau ayah
melahirkan, tapi justru mereka cuti orang tua. Selama 12 bulan, 80 persen
gajinya dipakai untuk itu. Syaratnya cuma dua, ibu harus empat bulan pertama,
ayah dua bulannya, enam bulan emudian tergantung. Kalau gaji ibu lebih besar,
ibu bekerja, dan ayahnya yang di rumah.

Di Indonesia susah mewujudkan hal seperti itu...
Saya tidak memikirkan itu, tapi kalau anak-anak kalian, cucu kalian tidak
dilengkapi ASI, mau jadi apa ? Mereka jauh lebih kaya, dukungan terhadap ilmu
begitu besar, sekarang anak-anak itu akan memiliki EQ yang lebih besar daripada
anak-anak kita. Spiritualitas yang lebi tinggi. Lalu daya saing anak Indonesia
apa kalau tidak dikasih ASI? Dua puluh lima tahun lagi, kita habis, sekarang
saja sudah kalah oleh malaysia. Sebab, orang barat sekarang mulai menyusui.
Dukungan ayah itu begitu besar, meski hal itu baru mereka sadari November 2003,
dengan mendirikan Global Initiative Father Support : satu kelompok para ayah.
Padahal di kita (umat Islam) ada Al-Qur'an yang sudah meyatakan pentingnya hal
itu ( Al-Baqarah ayat 233). Ketika anak dilahirkan, harus ada musyawarah. Dengan
demikian, kegagalan menyusui aalah kegagalan ayahnya. Begitu pula dengan
kebrhasilannya.

Efek secara medis lainnya?
Anak-anak yang menyusu kepada ibu itu tidak hanya lebih sehat, lebih pandai,
tapi lebih saleh dan salehah. Karena adanya RNA dan DNA (pembawa sifat) yang
diberikan ibu. Maka sekarang ini, karena tahu urgensinya, orang yang mengadopsi
anak mengejar supaya bisa menyusui juga.

Kembali ke susu formula, bagaimana dengan anak usia 1 tahun yang justru tidak
mau dikasih susu formula?
Itu justru bukan masalah. Pernah melihat nggak anak macan yang sudah mencicipi
segaa macam kembali menyusu? Tidak. Anak sapi saja kalau sudah besar tidak mau
menyusu kepada induknya. Kok, malah (susunya) dipakai untuk anak manusia?

Bukankah minum susu seumur hidup selama ini digembar-gemborkan?
Manusia juga mempunyai taraf umur tertentu untuk mendapatkan susu. Masalahnya,
kita terprogram dengan empat sehat lima sempurna. Susu sumber protein.Padahal,
anak di atas 3 tahun tidak perlu minum susu. Bukan tidak boleh. Karena bisa dari
tahu, tempe, ikan, telur, dan keju. Mendingan dikasih tahu, juga lebih murah.
Nggak ada pengaruhnya sama sekali. Bahkan pada mamalia di atas 3 tahun, enzim
untuk menyerap protein dari susu sedikit. Kita telah di brain-minded oleh pabrik
susu, entah sejak kapan.

Selama ini sukarnya pemberian ASI kan karena ibu harus kembali bekerja?
Itu bukan masalah besar juga. Di Cina, seorang ibu insinyur begitu aktif
sehingga harus sering ke luar kota. Tapi dia menyimpan di lemari es ASI
perasannya. Sebab, ASI itu memenuhi keseimbangan supply and demmand. Dikeluarkan
1.000 mililiter, ya, berproduksi lagi 1.000 ml.

Lalu kalau ASI berhenti sama sekali kenapa ?
ASI sangat berpengaruh pada pikiran. Ketika si Ibu merasa ASI-nya sedikit, yang
keluar sedikit. Ataupun pada saat berhenti. Disitu peran ayah. Di saat pikiran
ibu terganggu, ayah berperan.

Tapi permasalahan fasilitas agar bisa menyusu ?
Itu sekarang yang jadi masalah, kantor-kantor harus menyiapkan. Harus didorong
agar kantor-kantor mempunyai fasilitas itu.

Bagaimana dengan dukungan pemerintah ?
Pemerintah itu hanya banyak omong, bahkan katanya ada yang bilang akan dibuat
undang-undang. Tapi kok sekarang diam lagi? Tapi sudahlah, biarkan mereka
melakukan apa yang bisa dilakukan.

Bagaimana dengan upaya Ibu sendiri ?
Saya tahun ini alhamdulillah sudah diberi kesempatan luar biasa. Di UNICEF,
Care. Bahkan bersyukur bisa mengajar kader-kader. Sampai begitu berkesan.

Capek nggak,Bu ?
Kalau lillahita'ala, tdak ada kata capek. Saya kadang ketika bangun pagi
bingung, saya ada di mana, ya? Tapi itulah, saya ini di depan Tuhan mungkin
ibarat ikut MLM (multilevel marketing). Kaki-kaki saya sudah banyak dan itu
menambah poin buat saya.

Kalau dilihat-lihat, Anda ini seperti melawan arus ya? Sama seperti adik Anda...
(Utami tertawa berderai) ya, kita semua melawan arus. Tapi, dari semua saudara
saya, cuma Harry itulah yang jadi seniman, sisanya dokter seperti saya. Jadi
nyentrik-nya sudah disedot dia semua.







Monday, May 7, 2007

hari ini dapet 1/2 liter

Sore ini merah terakhir dapet 250 ml rekor terbanyak merah disesi ke dua so total hari ini oleh oleh buat sikecil 
Adalah 500 ml aliyas setengah liter hehhehee buatku ini suprising bangett biasanya pemerahan kedua itu cuma dapet 120-150 ml an..hari in dapet 250 full botol huki* yippyyy...gumbiraa dwehh..

Hidup ASi!

*bukan marketing nya



Friday, May 4, 2007

Kenali warna dan Bentuk pup bayi

Rating:★★★★★
Category:Other
Aku sempet aga kaget juga liat baby Malya ko pup nya sering banget sehari bisa lebih dari 10 kali terutama 2 bulan pertama kehidupannya...ternyata eh ternyata baby asi katanya emang begitu..nothing to be worry..beberapa hari kmudian aku dapet CD kumpulan artikel kesehatan dari milis sehat (TQ to Mba Fera) salah satunya ini..sapa tahu bermanfaat..

KENALI WARNA DAN BENTUK FESES BAYI
Frekuensi yang sering bukan berarti pencernaannya terganggu. Waspadai bila warnanya putih atau disertai darah. Kegiatan buang air besar pada bayi kadang membuat khawatir orang tua. Warna, bentuk dan polanya yang berbeda dengan orang dewasa inilah yang kerap menimbulkan kecemasan. Sebelum kita menjadi cemas, berikut penjelasan dr. Waldi Nurhamzah, Sp.A, tentang feses bayi.
WARNA
Umumnya, warna-warna tinja pada bayi dapat dibedakan menjadi kuning atau cokelat, hijau, merah, dan putih atau keabu-abuan. Normal atau tidaknya sistem pencernaan bayi, dapat dideteksi dari warna-warna tinja tersebut.
Kuning
Warna kuning diindikasikan sebagai feses yang normal. Kata Waldi, warna feses bayi sangat dipengaruhi oleh susu yang dikomsumsinya. "Bila bayi minum ASI secara eksklusif, tinjanya berwarna lebih cerah dan cemerlang atau didominasi warna kuning, karenanya disebut golden feces. Berarti ia mendapat ASI penuh, dari foremilk (ASI depan) hingga hindmilk (ASI belakang)."
Warna kuning timbul dari proses pencernaan lemak yang dibantu oleh cairan empedu. Cairan empedu dibuat di dalam hati dan disimpan beberapa waktu di dalam kandung empedu sampai saatnya dikeluarkan. Bila di dalam usus terdapat lemak yang berasal dari makanan, kandung empedu akan berkontraksi (mengecilkan ukurannya) untuk memeras cairannya keluar. Cairan empedu ini akan memecah lemak menjadi zat yang dapat diserap usus.
Sedangkan bila yang diminum susu formula, atau ASI dicampur susu formula, warna feses akan menjadi lebih gelap, seperti kuning tua, agak cokelat, cokelat tua, kuning kecoklatan atau cokelat kehijauan.
Hijau
Feses berwarna hijau juga termasuk kategori normal. Meskipun begitu, warna ini tidak boleh terus-menerus muncul. "Ini berarti cara ibu memberikan ASI-nya belum benar. Yang terisap oleh bayi hanya foremilk saja, sedangkan hindmilk-nya tidak." Kasus demikian umumnya terjadi kalau produksi ASI sangat melimpah.
Di dalam payudaranya, ibu memiliki ASI depan (foremilik) dan ASI belakang (hindmilk). Pada saat bayi menyusu, ia akan selalu mengisap ASI depan lebih dulu. Bagian ini mempunyai lebih banyak kandungan gula dan laktosa tapi rendah lemak. Sifatnya yang mudah dan cepat diserap membuat bayi sering lapar kembali. Sedangkan, ASI belakang (hindmilk) akan terisap kalau foremilk yang keluar lebih dulu sudah habis. Hindmilk mengandung banyak lemak. "Lemak ini yang membuat tinja menjadi kuning."
Nah, kalau bayi hanya mendapat foremilk yang mengandung sedikit lemak dan banyak gula, kadang-kadang terjadi perubahan pada proses pencernaan yang akhirnya membuat feses bayi berwarna hijau. Bahkan sering juga dari situ terbentuk gas yang terlalu banyak (kentut melulu), sehingga bayi merasa tak nyaman (kolik).
Mestinya yang bagus itu tidak hijau terus, tapi hijau kuning, hijau dan kuning, bergantian. "Ini berarti bayi mendapat ASI yang komplet, dari foremilk sampai hindmilk supaya kandungan gizinya komplet. Nah, ibu harus mengusahakan agar bayinya mendapat foremilk dan hindmilk sekaligus."
Sayangnya, disamping ASI, ibu juga kerap memberikan tambahan susu formula. Sebelum proses menyusunya mencapai hindmilk, anak sudah telanjur diberi susu formula hingga kenyang. Akibatnya, ia hanya mendapat ASI foremilk saja.
Waldi menyarankan, "Berikan ASI secara eksklusif. Perbaiki penatalaksanaan pemberiannya agar bayi bisa mendapat foremilk dan hindmilk." Kiatnya mudah; susui bayi dengan salah satu payudara sampai ASI di situ habis, baru pindah ke payudara berikutnya.
Merah
Warna merah pada kotoran bayi bisa disebabkan adanya tetesan darah yang menyertai. Namun dokter tetap akan melihat, apakah merah itu disebabkan darah dari tubuhnya sendiri atau dari ibunya.
Jika bayi sempat mengisap darah ibunya pada proses persalinan, maka pada fesesnya akan ditemukan bercak hitam yang merupakan darah. Umumnya bercak itu muncul selama satu sampai tiga hari. "Jadi, tinggal dites saja, asalnya dari mana? Dari darah ibu atau darah bayi." Bila darah itu tetap muncul pada fesesnya (bisa cair ataupun bergumpal), dan ternyata bukan berasal dari darah ibu, maka perlu diperiksa lebih lanjut. Kemungkinannya hanya dua, yaitu alergi susu formula bila bayi sudah mendapatkannya, dan penyumbatan pada usus yang disebut invaginasi. Dua-duanya butuh penanganan. Kalau ternyata invaginasi, bayi harus segera dioperasi.
"Darah ini sangat jarang berasal dari disentri amuba atau basiler, karena makanan bayi, kan, belum banyak ragamnya dan belum makan makanan yang kotor." Kalau penyakitnya serius, biasanya bayi juga punya keluhan lain, seperti perutnya membuncit atau menegang, muntah, demam, rewel dan kesakitan.
Putih/Keabua-abuan
Waspadai segera jika feses bayi yang baru lahir berwarna kuning pucat atau putih keabu-abuan. Baik yang encer ataupun padat. Warna putih menunjukkan gangguan yang paling riskan. Bisa disebabkan gangguan pada hati atau penyumbatan saluran empedu. "Ini berarti cairan empedunya tidak bisa mewarnai tinja, dan ini tidak boleh terjadi karena sudah 'lampu merah'." Waldi menegaskan, bila bayi sampai mengeluarkan tinja berwarna putih, saat itu juga ia harus dibawa ke dokter. Jangan menundanya sampai berminggu-minggu karena pasti ada masalah serius yang harus diselesaikan sebelum bayi berumur tiga bulan. Sebagai langkah pertama, umumnya dokter akan segera melakukan USG pada hati dan saluran empedunya.
"Yang sering terjadi, ibu terlambat membawa bayinya. Dipikirnya tinja ini nantinya akan berubah. Padahal kalau dibiarkan, dan bayinya baru dibawa ke dokter sesudah berumur di atas tiga bulan, saat itu si bayi sudah tidak bisa diapa-apakan lagi karena umumnya sudah mengalami kerusakan hati. Pilihannya tinggal transplantasi hati yang masih merupakan tindakan pengobatan yang sangat mahal di Indonesia."
BENTUK
Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. Setelah itu, feses bayi bisa bergumpal-gumpal seperti jeli, padat, berbiji/seeded dan bisa juga berupa cairan.
Feses bayi yang diberi ASI eksklusif biasanya tidak berbentuk, bisa seperti pasta/krem, berbiji (seeded), dan bisa juga seperti mencret/cair. Sedangkan feses bayi yang diberi susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat dan merongkol/bulat. Makanya bayi yang mengonsumsi susu formula, kadang suka bebelan (susah buang air besar, Red), sedangkan yang mendapat ASI tidak.
Bila bayi yang sudah minum susu formula mengeluarkan feses berbentuk cair, hal itu perlu dicurigai. "Bisa jadi si bayi alergi terhadap susu formula yang dikonsumsinya atau susu itu tercemar bakteri yang mengganggu usus."
Kesulitan mendeteksi normal tidaknya feses akan terjadi bila ibu memberikan ASI yang diselang-seling susu formula. Misalnya, akan sulit menentukan apakah feses yang cair/mencret itu berasal dari ASI atau susu formula.
"Kalau mencretnya karena minum ASI, ini normal-normal saja karena sistem pencernaannya memang belum sempurna. Tetap susui bayi agar ia tidak mengalami dehidrasi. Tapi bila mencretnya disertai keluhan demam, muntah, atau keluhan lain, dan jumlahnya sangat banyak serta mancur, berarti memang ada masalah dengan bayi. Ia harus segera dibawa ke dokter.
FREKUENSI
Masalah frekuensi sering mencemaskan ibu, karena frekuensi BAB bayi tidak sama dengan orang dewasa. Kalau ibu mungkin sehari cuma sekali, jadi kalau anaknya sampai lima kali sehari, ini sudah membuat cemas."
Padahal frekuensi BAB setiap bayi berbeda-beda. Bahkan, bayi yang sama pun, frekuensi BAB-nya akan berbeda di minggu ini dan minggu depannya. "Itu karena bayi belum menemukan pola yang pas. Umumnya di empat atau lima minggu pertama, dalam sehari bisa lebih dari lima kali atau enam kali. Enggak masalah, selama pertumbuhannya bagus."
Bayi yang minum ASI eksklusif, sebaliknya bisa saja tidak BAB selama dua sampai empat hari. Bahkan bisa tujuh hari sekali. Bukan berarti ia mengalami gangguan sembelit, tapi bisa saja karena memang tidak ada ampas makanan yang harus dikeluarkan. Semuanya dapat diserap dengan baik. Feses yang keluar setelah itu juga harus tetap normal seperti pasta. Tidak cair yang disertai banyak lendir, atau berbau busuk dan disertai demam dan penurunan berat badan bayi.
"Jadi yang penting lihat pertumbuhannya, apakah anak tidak rewel dan minumnya bagus. Kalau tiga hari belum BAB, dan bayinya anteng-anteng saja, mungkin memang belum waktunya BAB."
Santi Hartono. Ilustrator: Pugoeh


Harus BAB Dalam 24 Jam Pertama
Bayi yang pencernaannya normal, akan BAB pada 24 jam pertama setelah dilahirkan. BAB pertama ini disebut mekonium. Biasanya berwarna hitam kehijau-hijauan dan lengket seperti aspal yang merupakan produk dari sel-sel yang diproduksi dalam saluran cerna selama ia dalam kandungan.
BAB pertama dalam 24 jam penting artinya, karena menjadi indikasi apakah pencernaannya normal atau tidak. "Ada penyakit yang bisa ditentukan dengan melihat apakah BAB pertama dalam 24 jam terjadi atau tidak," kata Waldi. Contohnya, penyakit Hirschsprung yang merupakan gangguan pengeluaran tinja akibat tidak adanya syaraf tertentu pada usus sebelah bawah.
BAB ini juga bisa dijadikan patokan oleh dokter kalau bayi mengalami masalah pencernaan di kemudian hari. Misalnya, kalau BAB tidak lancar di minggu berikut. "Bila catatan menunjukkan bahwa si bayi melakukan BAB pada kurun 24 jam sesudah lahir, dokter akan mengesampingkan kemungkinan Hirschsprung atau penyumbatan. Jika tidak, dokter akan memikirkan kemungkinan-kemungkinan ini, dan biasanya jawabannya adalah operasi."
Itulah sebabnya, penting bagi para ibu yang habis bersalin untuk menanyakan pada suster/bidan apakah bayinya sudah BAB dalam waktu 24 jam. Jangan lupa mengingatkan suster/bidan untuk mencatatnya di buku anak, karena catatan ini penting di kemudian hari.
Santi